Rabu, 15 April 2020

Kades di Cianjur Ketakutan Terima Bantuan Dampak Covid-19 Pemprov Jabar


  Rabu, 15 April 2020   Muhammad Ikhsan
Ilustrasi -- Bantuan Pemprov Jabar. (Ayobandung.com)

CIANJUR, AYOBANDUNG.COM -- Tidak akan lama lagi Pemerintan Provinsi Jawa Barat akan memberikam bantuan Rp 500.000 bagi warga terdampak Covid-19, namun sejumlah kepala desa di Kabupaten Cianjur ketakutan saat menerima dan membagikannya.

Beberapa hal yang ditakutkan yakni konflik sosial, lantaran sudah beredar informasi bahwa bantuan tidak sesuai dengan ajuan yang diberikan melalui Pemkab Cianjur ke Pemprov Jabar.

AYO BACA : Bakal Terima Bantuan Pemprov Jabar, Kades di Cianjur Malah Khawatir

Infomasi yang dihimpun Ayobandung.com, di Kecamatan Cibeber ada beberapa desa yang hanya akan mendapat alokasi 200 KK, sedangkankan ajuannya sekitar 1.400 Kk.

Begitu pula di Kecamatan Cikalongkulon, satu desa mengajukan 300 KK, tapi dikabulkan tidak sesuai dengan ajuan. Ditakutkan, akan ada protes dari warga yang tercatat tapi tidak menerima.

AYO BACA : Beragam Alasan Warga dari Zona Merah Covid-19 Demi Masuk Cianjur

Kepala Desa Sukanagalih Kecamatan Cikalong Kulon, Dudi membenarkan ada rasa takut kejadian bantuan sosial dari Pemkab Cianjur terulang. Dari ajuan ratusan, dikabulkan hanya puluhan.

“Kami ajukan ratusan, tapi hanya mendapatkan paket sembako hanya 27. Aparat dari mulai Ketua RT, RW hingga saya sebagai kades jadi sasaran tuduhan warga yang tidak mendapatkan bantuan,” ujar Dudi pada Ayobandung.com melalui telepon, Rabu (15/4/2020).

Dudi hanya meminta Pemprov Jabar agar merealisasikan sesuai dengan pengajuan, karena ditakutkan ada konflik sosial antar warga maupun warga dengap aparat desa.

Faktanya, ungkap Dudi, saat ini ada sekitar 300 KK yang tidak mampu di Desa Sukanagalih. Mereka semuanya terdampak wabah Covid-19, sebagian besar berdagang, karena situasinya seperti ini akhirnya berhenti berdagang.

“Kalau di kampung mah tidak ad istilah tidak ada beras, tapi yang menjdi masalah adalah tidak ada uang untuk membeli beras. Setelah kami data, ada sekitar 300 KK yang kesulitan membeli beras,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar