Rabu, 03 Februari 2021

Kecamatan Antapani, masih menjadi kecamatan tertinggi penyumbang kasus positif COVID-19.


Bandung - Kecamatan Antapani, masih menjadi kecamatan tertinggi penyumbang kasus positif COVID-19 aktif di Kota Bandung. 

Banyak kemunculan klaster keluarga yang berasal dari perkantoran menjadi penyebabnya..

Dari informasi yang dihimpun dari laman Pusicov Kota Bandung, jumlah kasus positif COVID-19 aktif di Kecamatan Antapani sebanyak 132 kasus. Positif kumulatif 557 kasus, positif aktif 132, sembuh 420 dan meninggal dunia 5 orang.

Sementara itu, untuk 10 besar kelurahan tertinggi penyumbang kasus positif aktif COVID-19 dua kelurahan di Kecamatan Antapani masuk 10 besar, yakni Kelurahan Antapani Kidul 67 kasus dan Antapani Wetan 33 kasus.

Camat Antapani Rahmawati Mulia mengatakan satgas COVID-19 secara masif melakukan penanganan. Dia juga menyebut salah satu penyebab tingginya kasus COVID-19 di Antapani karena banyak perumahan.

"Kenapa Kecamatan Antapani menjadi nomor satu, karena banyak faktor misalnya jumlah penduduk Antapani padat. Saya enggak bisa menyebut asal usul di mana saja, tapi penyebaran dari tempat ke tempat, saya lihat di Antapani banyak perumahan dan yang banyak terpapar itu di daerah perumahan," kata Rahmawati via sambungan telepon, Rabu (3/2/2021).

Rahmawati mengungkapkan di Antapani banyak klaster keluarga yang asal usulnya berasal dari klaster perkantoran.

"Mereka pada bekerja, bekerjanya di luar Kecamatan Antapani, jadi klaster tempat pekerjaan dibawa ke rumah jadi klaster keluarga. 

Kita agak sulit juga mengendalikannya, tapi kalau pembatasan di setiap RW sudah kita kendalikan. Tapi kalau pergerakan masyarakat yang sulit," ungkapnya.


Menurutnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional di Kecamatan Antapani masih tetap dilakukan. 

Pengawasan dan penegakan disiplin protokol kesehatan di Kecamatan Antapani juga gencar dilakukan.

"Kita lagi PSBB Proporsional, sampai sekarang. 

Tapi, dari sisi kelurahan tadinya Antapani Kidul nomor satu hari ini ke nomor dua, artinya kami cara penanganan dengan Pak Kapolsek dan Pak Danramil kita sama-sama setiap hari dan sore membuat jadwal sosialisasi edukasi, penyemprotan, pembagian masker, pemberian bantuan kepada RW yang banyak kasusnya," jelas Rahmawati.

Menurutnya, kasus positif aktif COVID-19 terjadi di empat kelurahan yang ada di Kecamatan Antapani. 

"Tidak ada yang bebas dari COVID-19 empat kelurahan kami, RW yang banyak terpapar COVID-19 jadi atensi, setiap hari bergantian," paparnya.

Saat disinggung apakah pihaknya akan mengajukan karantina wilayah ke Pemkot Bandung, Rahmawati menyampaikan jika beberapa RW di Kecamatan Antapani pernah di lock down.

"Karantina wilayah bisa disebut lock down, kita pernah melakukan lock down di dua RW, Alhamdulilah setelah lock down itu sekarang kasusnya menurun, pernah satu RW itu sampai 16 orang positif, kemudian saya kumpulkan tokoh masyarakat, akhirnya kita lock down.

 Lock down bukan berarti tidak boleh keluar, bapak boleh keluar tapi satu pintu, masuk keluar terjaga, siapa yang masuk dan keluar harus tahu, dan terapkan protokol kesehatan, Alhamdulilah sekarang zero terpapar karena itu jadi pelajaran buat warga," terangnya.

Rahmawati menyebut, pihaknya akan melakukan kembali karantina wilayah skala RW untuk menekan penyebaran COVID-19.
.
"Kita lihat perkembangan laporan dari Puskesmas, besok kita akan turun ke RW-RW. Pak Kapolsek dan Pak Danramil sudah sepakat juga kalau lock down," ujarnya.

Meski banyak perumahan yang pintu masuknya ada satu, masih ada juga perumahan yang pintu masuknya banyak dan hal itu menimbulkan polemik di masyarakat, jika harus pintu masuk yang tadinya banyak menjadi satu.

"Kita besok akan ke RW-RW yang memiliki kasus positifnya banyak," tambahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar