Cimahi - Meski telah memasuki musim hujan dalam sebulan terakhir, sejumlah wilayah di Kota Cimahi, Jawa Barat, masih kesulitan mendapatkan akses air bersih. Kondisi tersebut terjadi di kawasan Leuwigajah, Cimahi Selatan.
Sejak September 2019 hingga pertengahan Januari 2020, warga Kelurahan Leuwigajah masih mengandalkan suplai air bersih dari Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Raharja, yang dikirim menggunakan truk tangki. "Hampir lima bulan ini ya warga di Kelurahan Leuwigajah mengalami kekeringan, terutama pelanggan air ledeng, karena mereka biasanya enggak punya jet pump atau artesis di lingkungannya," ujar Lurah Leuwigajah, Uus Supriyadi saat dihubungi, Senin (13/1/2020).
Uus mengatakan warganya terpaksa urunan untuk membeli air melalui tangki atau menunggu bantuan dari PDAM atau Pemkot Cimahi. Setiap RW memiliki jadwal yang berbeda untuk pengiriman tangki air. Biasanya tak hanya Perumda Air Minum yang mengirim, ada juga sumbangan dari anggota DPRD, atau warga inisiatif membeli air.
Bila kehabisan air bersih, warga biasanya mengambil air dari masjid dan kantor RW, namun tidak digunakan untuk memasak melainkan untuk mandi dan mencuci.
"Di sini juga belum ada sumur artesis yang dibuat. Sudah diajukan ke pemkot, tapi belum ada tindak lanjutnya," ucap Momon.
Manajer Junior Humas Perumda Air Minum Tirta Raharja, Sri Hartati mengatakan, pihaknya akan menampung keluhan warga soal terhentinya pasokan air minum selama lima bulan belakangan.
"Untuk kondisinya memang rumit, karena di sumbernya kita berebut sumber air dengan pihak lain, termasuk warga sekitar. Jadi mohon maklum pada warga karena air sama sekali belum mengalir," tutur Sri.
Sejak September 2019 hingga pertengahan Januari 2020, warga Kelurahan Leuwigajah masih mengandalkan suplai air bersih dari Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Raharja, yang dikirim menggunakan truk tangki. "Hampir lima bulan ini ya warga di Kelurahan Leuwigajah mengalami kekeringan, terutama pelanggan air ledeng, karena mereka biasanya enggak punya jet pump atau artesis di lingkungannya," ujar Lurah Leuwigajah, Uus Supriyadi saat dihubungi, Senin (13/1/2020).
Uus mengatakan warganya terpaksa urunan untuk membeli air melalui tangki atau menunggu bantuan dari PDAM atau Pemkot Cimahi. Setiap RW memiliki jadwal yang berbeda untuk pengiriman tangki air. Biasanya tak hanya Perumda Air Minum yang mengirim, ada juga sumbangan dari anggota DPRD, atau warga inisiatif membeli air.
"Kalau di RW 13 ini semuanya kan pakai air ledeng, jadi dikirim dari Tirta Raharja setiap hari Rabu dan Sabtu. Tapi kalau begini terus kasihan juga, kita juga tetap membayar abonemen tiap bulan," ujar Ketua RW 13, Momon Suparlan.
Bila kehabisan air bersih, warga biasanya mengambil air dari masjid dan kantor RW, namun tidak digunakan untuk memasak melainkan untuk mandi dan mencuci.
"Di sini juga belum ada sumur artesis yang dibuat. Sudah diajukan ke pemkot, tapi belum ada tindak lanjutnya," ucap Momon.
Manajer Junior Humas Perumda Air Minum Tirta Raharja, Sri Hartati mengatakan, pihaknya akan menampung keluhan warga soal terhentinya pasokan air minum selama lima bulan belakangan.
"Untuk kondisinya memang rumit, karena di sumbernya kita berebut sumber air dengan pihak lain, termasuk warga sekitar. Jadi mohon maklum pada warga karena air sama sekali belum mengalir," tutur Sri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar