BREAKING NEWS

Jumat, 31 Januari 2020

Detik-detik Kanopi Indomaret di Lebak Ambruk Timpa 2 Orang dan 4 Motor

Detik-detik Kanopi Indomaret di Lebak Ambruk Timpa 2 Orang dan 4 Motor

Kabar6-Kanopi dan tembok bagian atas Indomaret di Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang, Kampung Pertelon, Desa Warunggunung, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, ambruk, Kamis (30/1/2020).

Dua orang dan 4 sepeda motor yang terparkir di depan minimarket tertimpa reruntuhan tembok dan kanopi.

Dayat salah seorang warga mengaku, melihat bagaimana kanopi tersebut ambruk dan menimpa salah satu orang yang berada di bawahnya. Saat itu, Dayat baru saja keluar dari minimarket tersebut dan tak menyangka kanopi akan ambruk.

“Saya baru aja keluar, terus dengar bunyi kretek-kretek, pas saya lihat ke atas, ternyata kanopi udah mau ambruk, langsung saya ke dalam. Karena pintu keluar ketutup reruntuhan, saya keluar jalan atas,” kata Dayat.

Hitungan detik setelah dayat masuk, kanopi beserta tembok bagian atas dan dua buah parabola ambruk. Dayat hanya melihat satu orang yang terjepit.

“Awalnya dia duduk terus berdiri, mungkin karena ngeliat itu mau ambruk juga. Kayaknya kalau enggak berdiri enggak akan ketimpa ,” tutur Dayat.

Ambruknya kanopi minimarket yang berdiri sejak tahun 2009 itu juga disaksikan Siti Amelia, penjual makanan dan minuman ringan di halaman parkir Indomaret.

“Saya lagi duduk, lalu dengar bunyi dari atas Indomaret, terus cepat banget langsung ambruk. Saya kira ada gempa, soalnya emang enggak ada angin kencang,” kata Amelia.

Meski reruntuhan tak mengenai Amelia, namun sepeda motor miliknya rusak karena ikut tertimpa. Kata dia, hari-hari biasa, minimarket tersebut cukup ramai.

**Baca juga: Kanopi Indomaret di Lebak Ambruk, Dua Orang Luka.

“Biasanya ramai, ada anak-anak kecil juga sering pada main di depan. Ini mah emang beberapa hari ini agak sepi, kalau ramai pasti banyak korbannya,” katanya.

Dua orang yang mengalami luka diketahui bernama Roni Hendarto warga Kabayan Citis, Pandeglang dan Suhendar warga Sukasari, Tunjungteja, Serang.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 15.57 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 29 Januari 2020

Sudah Lewat 20 Hari Tapi KPK Belum Juga Geledah Kantor PDIP, Kenapa?


Padahal, sebelumnya KPK ingin segel satu ruangan di sana
  • Padahal, sebelumnya KPK ingin segel satu ruangan di sana

Jakarta, IDN Times - Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menyasar eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan sudah lewat 20 hari. Namun, hingga kini salah satu lokasi yang sempat didatangi oleh penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak juga digeledah.

Penyelidik mendatangi gedung kantor DPP PDI Perjuangan pada Kamis (9/1) lalu. Menurut Plt juru bicara KPK, Ali Fikri, kedatangan penyelidik itu untuk menyegel satu ruangan, bukan satu gedung kantor pusat parpol yang beralamat di Jalan Diponegoro nomor 58 Jakarta Pusat tersebut. 

"Pada saat tim kami datang ke gedung DPP PDI Perjuangan bukan untuk menggeledah. Kenapa? Karena proses penggeledahan pada tingkat penyidikan, dan itu dilakukan oleh penyidik dan bukan penyelidik. Saat tim kami datang, kami belum menetapkan tersangka dan melakukan penyidikan, sehingga bisa kami pastikan itu bukan untuk melakukan geledah," tutur Ali pada Selasa malam di gedung komisi antirasuah. 

Lalu, untuk apa dong waktu itu datang ke gedung DPP PDI Perjuangan? Ali mengatakan mereka hanya ingin melakukan segel terhadap satu ruangan di gedung tersebut. 

"Kami berkejaran dengan waktu untuk menetapkan status quo di area tersebut, sementara kami juga harus rapat ekspose di KPK untuk menetapkan tersangka, sehingga tidak ada waktu," ujarnya. 

Terlebih ketika ingin melakukan penyegelan, penyelidik KPK tidak disambut dengan baik oleh petugas keamanan di gedung DPP PDI Perjuangan. Sehingga, mereka memilih mencari area lain untuk diamankan dulu barang buktinya. 

Lalu, mengapa hingga kini ruangan salah satu petinggi parpol itu belum juga digeledah oleh penyidik KPK?

1. KPK beralasan itu tergantung kebutuhan penyidik

Sudah Lewat 20 Hari Tapi KPK Belum Juga Geledah Kantor PDIP, Kenapa?(Plt Jubir bidang penindakan Ali Fikri) ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat

Ali mengatakan apakah suatu tempat digeledah atau tidak merupakan keputusan dari penyidik komisi antirasuah. 

"Ketika penyidikan memang diperlukan untuk mencari (barang bukti) atau petunjuk-petunjuk lain maka kami akan melakukannya," ujar Ali semalam. 

Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan publik bahwa memang pimpinan komisi antirasuah belum mengajukan izin untuk menggeledah ruangan di kantor DPP PDI Perjuangan. Bila dilakukan pun, publik melihat hal tersebut sudah terlambat. Sebab, kemungkinan besar barang bukti yang ingin dicari telah lenyap. 

Pria yang juga bertugas sebagai jaksa itu menjelaskan di lokasi lain penyelidik KPK berhasil memasang KPK line. Salah satunya di ruang kerja Wahyu di KPU. 

"Kami disambut dengan baik oleh Ketua KPU," tutur dia. 

Selain menggeledah ruang kerja Wahyu, penyidik komisi antirasuah juga melakukan aktivitas serupa di kediaman dinas eks komisioner KPU itu dan unit apartemen yang sempat dihuni oleh buronan Harun Masiku. 

2. KPK menepis anggapan takut terhadap PDI Perjuangan

Sudah Lewat 20 Hari Tapi KPK Belum Juga Geledah Kantor PDIP, Kenapa?Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (IDN Times/Santi Dewi)

Pada kesempatan itu, Ali turut menepis pendapat yang menyebut komisi antirasuah tak berani memeriksa para petinggi PDI Perjuangan. Sebagai bukti, Ali menyebut penyidik komisi antirasuah memanggil Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto pada Jumat (24/1). 

Namun, yang menjadi permasalahan, Hasto dipanggil dalam kapasitas sebagai saksi. Sementara, namanya sempat disebut-sebut ikut hendak ditangkap oleh penyelidik KPK ketika operasi senyap pada (8/1) lalu. 

"Pada faktanya, kami kan melakukan pemanggilan terhadap siapa saja, termasuk itu sekjen sebuah parpol. Kami sudah panggil dan yang bersangkutan kooperatif dengan hadir. Artinya, kami akan memanggil siapapun saksi sejauh proses penyidikan ini membutuhkan keterangan itu," tutur Ali. 

Hal yang sama juga berlaku untuk proses penggeledahan. Namun, mengenai tempat yang akan digeledah, ujarnya lagi, tidak mungkin disampaikan ke publik. Alasannya, itu merupakan bagian dari strategi penyidikan. 

3. PDI Perjuangan mengaku citranya hancur karena dikait-kaitkan dengan OTT eks komisioner KPU

Sudah Lewat 20 Hari Tapi KPK Belum Juga Geledah Kantor PDIP, Kenapa?Menkum HAM Yasonna Laoly (kedua dari kiri) ikut dalam jumpa pers bersama tim hukum PDIP dalam kasus dugaan suap komisioner KPU. (Dok PDI Perjuangan)

Sementara, tim kuasa hukum PDI Perjuangan mengatakan citra parpol dengan lambang banteng moncong putih jadi rusak karena ikut terseret dalam operasi senyap terhadap eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Padahal, menurut mereka, partai tidak mengetahui di mana lokasi dan keberadaan buronan KPK bernama Harun Masiku. 

"Akibat kasus Harun ini, citra partai kami sudah buruk. Citra PDIP sebagai partai politik sudah babak belur, jadi ya gak mungkin PDIP melindungi Harun Masiku,"  ujar Koordinator Tim Hukum PDI Perjuangan, I Wayan Sudirta yang hadir dalam program Indonesai Lawyer's Club yang tayang di tvOne pada Selasa malam (28/1). 

Sudirta turut mempertanyakan mengapa Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ikut dibawa-bawa dalam perkara itu. Padahal, klaim dia, belum ada bukti Hasto terlibat dalam perkara suap tersebut. 

"Kami juga mempertanyakan isu yang menyeret sekjen kami, Pak Hasto. Beliau diisukan mengeluarkan uang dan terlibat kasus Harun Masiku tapi sampai saat ini belum terbukti kan," ungkapnya



Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 06.48 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 27 Januari 2020

HASIL MUSLOK YC1ZAH

HASIL MUSLOK YC1ZAH
Semoga kiprah ORARI Bandung Selatan dapat menjadi bagian dari penggerak pemersatu  yang berpulau – pulau, lembah dan gunung dalam bingkai NKRI yang utuh dan handal.”

Ketua masih ..Pa'H. Eri .. YB1BWI.   ketua DPP  Pa' H Dadan Konjala ...

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 21.13 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Lebak Banten Kembali Diterjang Banjir, Jembatan Putus

Luapan banjir terjadi karena hujan deras.


Lebak Banten Kembali Diterjang Banjir, Jembatan Putus
Upaya pencarian korban longsor yang dilakukan oleh tim SAR dan anggota TNI. 

 Kabupaten Lebak, Banten kembali diterjang banjir. Air di aliran Sungai Ciberang kembali naik dan menghanyutkan beberapa jembatan dan munculnya beberapa titik longsoran baru.

Luapan banjir itu terjadi karena hujan deras yang menggutur kawasan itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi menyebutkan bahwa ada beberapa jembatan darurat yang dibuat warga bersama relawan hanyut terbawa air. Sementara ini pihaknya akan memastikan jumlah jembatan yang hanyut dan titik lokasi yang tergenang banjir.

“Naik lagi airnya, tapi nggak seperti semula. Hujan memang sangat lebat terjadi, ingormasinya ada jembatan darurat yang hanyut. Kami cek kaoau dibutuhkan kami akan buat jembatan baru atau menerjunkan bantuan perahu,” kata Kaprawi saat dihubungi, Senin (27/1/2020).

Petugas dari BPBD Lebak menurutnya kini sedang menuju Lebak Gedong daerah yang pernah terdampak banjir bandang paling parah. Informasi yang dihimpun, banjir kembali melanda Kecamatan Sajira, Cipanas dan Lebak Gedong yang terletak di Kabupaten Lebak, Minggu (26/1/2020) malam hingga dinihari.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 20.41 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

KAMI KELUAR BESAR TRIPLE ZERO

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Dari hati yang paling dalam, kami dan keluarga Besar triple zero turut berduka cita atas meninggalnya almarhumah ibunda iwan ganif, 

 Semoga Allah menempatkannya di tempat yang paling indah bersama orang-orang beriman, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dalam menerima cobaan ini. Aamiin. 


Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 00.58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Jumat, 24 Januari 2020

Kapolda Jabar Datang, Massa Bentrok Sukabumi Saling Lempar Batu Lalu Bubar

Sabtu, 25 Jan 2020 07:36 WIB

Foto: Syahdan Alamsyah 
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi -

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi mendatangi lokasi bentrok massa di Kecamatan Sukalarang - Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, pukul 07.00 WIB, Sabtu (25/1/2020). Sempat terjadi insiden saling lempar batu antar massa saat kedatangan Rudy.

Massa yang berada di jalan utama Cianjur-Sukabumi merangsek ke massa yang berada di jalan perkampungan, hingga akhirnya terjadi aksi saling lempar. Rudy yang kebetulan baru tiba, langsung mendekat ke arah massa dan mengultimatum mereka.

"Saya beri waktu kalian 30 menit untuk membubarkan diri, serahkan kepada kepolisian," kata Rudy, terlihat juga Kapolres Sukabumi Kota AKBP Wisnu Prabowo dan Kapolres Cianjur,AKBP Juang Andi.

Dari arah massa terdengar teriakan-teriakan menolak permintaan Rudy. Beberapa orang diduga perwakilan massa terlihat menjauh dari lokasi. "Kita minta tangkap dulu pelakunya, tangkap dulu pelakunya," teriak massa.

Baca juga:Situasi Masih Mencekam, Massa yang Bentrok di Sukabumi Masih Bertahan


Tempat lokasi massa berkumpul berada di Jalan nasional Sukabumi - Cianjur, area menuju lokasi dijaga aparat kepolisian. Otomatis jalur tersebut lumpuh tidak bisa dilintasi.

Belum sampai 30 menit, sekitar pukul 07.20 WIB, akhirnya massa yang berada di jalan utama Cianjur-Sukabumi mundur dan membubarkan diri

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 16.48 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 23 Januari 2020

Polda Jabar Tangani Dugaan Ortu Aniaya Anak Kandung di Bandung

Foto: Muhammad Rizky Anugerah (7) yang diduga menjadi korban penganiayaan orang tua kandungnya (Wisma Putra/detikcom) 
Foto: Muhammad Rizky Anugerah (7) yang diduga menjadi korban penganiayaan orang tua kandungnya (Wisma Putra)
Bandung -

Polda Jawa Barat ikut turun tangan terkait insiden Muhammad Rizky Nugraha (7) yang diduga dianiaya orang tuanya. Akibat penganiayaan itu, Rizky mengalami cacat seumur hidup.

"Ya kita membenarkan saat ini dalam penanganan Krimum (Direktorat Reserse Kriminal Umum)," ucap Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Saptono Erlangga Waskitoroso di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Kamis (23/1/2020).

Rizky diduga menjadi korban penganiayaan oleh orang tua kandungnya. Rizky saat ini diasuh oleh orang tua angkatnya di Kampung Cibolang RT 02 RW 19, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan.Erlangga belum bisa menjelaskan secara rinci terkait penanganan kasus itu. Namun dia mengatakan dalam penanganan kasus ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas sosial untuk penanganannya kita berkoordinasi dengan Dinas Sosial," tuturnya.

Rizky mengalami hilang ingatan, bahkan ia tidak bisa beraktivitas sama sekali, karena sakit yang dideritanya. "Rizky mengalami hilang ingatan," kata ibu angkat Rizky, Alit Rokayah (45), sembari memberikan air menggunakan pipet.

"Sekarang kondisinya seperti ini, saya sangat sedih. Meskipun Rizky bukan darah daging saya, tapi saya sangat sayang kepada Rizky," ungkap Alit.Seperti diketahui, setelah dugaan penganiayaan itu, Rizky tidak bisa berbicara, apalagi makan. Selain itu, Rizky tidak bisa berjalan. Di sekujur tubuh Rizky terdapat bekas luka bakar, luka jerat, dan bekas cubitan.

Alit menjelaskan Rizky tinggal bersamanya sejak usianya baru 18 hari. Alasan ekonomi menjadi alasan orang tua kandungnya menyerahkan Rizky kepada Alit.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 01.16 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Suku Baduy Jinakkan Monyet di Kuningan, Kades: Ratusan Ekor Ditangkap

Warga suku Baduy membantu menangkap monyet yang menyerbu perkampungan di Kuningan. (Foto: dok. BTNGC) 
Warga suku Baduy membantu menangkap monyet yang menyerbu perkampungan di Kuningan. (Foto: dok. BTNGC)
Kuningan -

Empat bulan terakhir ini gerombolan monyet ekor panjang menyerbu perkampungan warga di Desa Cibereum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tak hanya merusak perkebunan, monyet-monyet itu masuk rumah warga. Sejumlah orang dari Suku Baduy turun tangan untuk menangkap hewan tersebut.

Pihak desa serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) sengaja mengundang warga Suku Baduy untuk membantu menjinakkan monyet liar itu. Bagaimana hasilnya?

"Sudah ratusan ekor (monyet) yang ditangkap," kata Kepala Desa Cibeureum Suheri, Kamis (23/1/2020).

"BKSDA meminta sejumlah orang dari suku Baduy, Banten, untuk menangkap monyet yang mengganggu aktivitas masyarakat," ucap Suheri.Kawanan monyet yang masuk permukiman penduduk itu, menurut Suheri, kerap merusak perkebunan dan mengambil makanan yang di dalam rumah warga. Ia berharap kawanan monyet yang menyerbu ke perkampungan itu berkurang setelah dijinakkan orang Suku Baduy.

Selain itu, Suheri menjelaskan, pihaknya bersama BKSDA dan BTNGC tengah berupaya mengantisipasi serbuan gerombolan monyet. Caranya dengan mengendalikan populasi monyet yang berada di kawanan hutan lindung TN Gunung Ciremai

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 00.23 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 22 Januari 2020

Bocah SD di Bandung Tewas Dipatuk Ular Weling

Foto: Ular weling yang gigit bocah di Bandung (Dony Indra Ramadhan/detikcom) 
Foto: Ular weling yang gigit bocah di Bandung (Dony Indra Ramadhan)
Bandung -

Tragedi ular kembali memakan korban. Kali ini seorang bocah laki-laki di Bandung tewas setelah dipatuk ular weling.

Insiden itu menimpa Andi Ramdani (11) bocah asal Jalan Nagrog, Gang Keramat RT 04/09, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung. Andi tewas saat dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Bandung pada Rabu (23/1) siang.

"Iya anak saya meninggal dunia karena dipatuk ular," ucap Diah (38) ibu dari Andi saat ditemui di kediamannya, Kamis (23/1/2020).

Diah menuturkan kejadian bermula saat anak keduanya itu tengah bermain-main dengan ular kemarin pagi pukul 08.00 WIB. Andi lantas dipatuk dan memberitahukan Diah.


"Saya obatin dulu pakai air hangat dan garam," katanya.

Menurut Diah, saat itu Andi tak terlihat kesakitan. Diah lalu meninggalkan rumah untuk mengikuti rapat di kantor desa. Sepulang rapat, Diah kaget saat melihat kondisi anaknya terkapar.

"Anak saya sudah tiduran gitu. Terus dibawa ke IGD (RSUD) Bandung tapi sudah meninggal dunia," tuturnya.

Andi langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Nagrog yang tak jauh dari kediamannya.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 19.35 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cerita Wagub Jabar Uu soal Mobil Pengawal Kecelakaan di Garut

Mobil polisi yang mengawal Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum kecelakaan di Garut. (dok.Polres Garut) 
Mobil polisi yang mengawal Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum kecelakaan di Garut. (dok.Polres Garut)
Garut -

Mobil pengawal rombongan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengalami kecelakaan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Uu menceritakan insiden tersebut.

Kecelakaan itu berlangsung di Jalan Malangbong-Tasikmalaya, Kampung Ciloa, Desa Bunisari, Malangbong, Rabu (22/1/2020), sekitar pukul 10.15 WIB.

"Ditubruk (ditabrak) orang. (Pengawal) tidak apa-apa, aman-aman saja," ujar UU saat dikonfirmasi

Baca juga:Mobil Polisi Pengawal Rombongan Wagub Jabar Kecelakaan di Garut

Kejadian kecelakaan ini bermula saat rombongan wagub Jabar melaju dari arah Limbangan dan hendak menuju Tasikmalaya. Saat berada di lokasi, dari arah berlawanan, sebuah mobil pikap bernomor polisi D-8408-ZA yang dikemudikan Abas Azizi (37), menyalip sejumlah kendaraan yang ada di depannya.

Karena terlalu ke kanan, pikap tersebut akhirnya menghantam mobil patroli jalan raya (PJR) yang mengawal rombongan Wagub Jabar.

Uu selamat dan tidak mengalami luka sama sekali akibat kejadian tersebut. Sebab, mobil yang dia tunggangi, berada di belakang mobil PJR.

"Enggak (mengalami luka), karena beda mobil. Lagi nyantai, tiba-tiba aja ada mobil nyelonong ke kanan," ucap Uu.

Baca juga:Kronologi Kecelakaan Mobil Pengawal Rombongan Wagub Jabar di Garut

Uu berangkat dari Bandung dan hendak mengikuti kegiatan di Tasikmalaya. Peristiwa kecelakaan ini ditangani oleh Unit Laka Lantas Polres Garut. Sopir pikap diamankan polisi untuk didengar keterangannya.

Tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut. Namun, kedua mobil yang mengalami tabrakan itu ringsek di bagian depan.


Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 16.58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Ngeri! Mobil SUV Lindas Pria di Bandung

Rabu, 22 Jan 2020 
Mobil sengaja melindas seorang pria di Bandung. (Foto: tangkapan layar video viral) 
Mobil sengaja melindas seorang pria di Bandung. (Foto: tangkapan layar video viral)
Bandung - Seorang pria di Kota Bandung dilindas mobil yang kabur dari hadangan warga. Belum diketahui kondisi korban terlindas tersebut.

Video detik-detik seorang pria dilindas mobil pelat B itu viral di media sosial. Terlihat mobil bercat hitam jenis SUV itu dihadang seorang pria.

Bukannya berhenti, mobil berpelat hitam tersebut malah memacu kendaraannya hingga melindas pria tersebut. Warga sekitar lokasi langsung menolong pria itu.


Mobil itu langsung kabur dan dikejar warga sekitar. Kejadian tersebut diketahui terjadi di Jalan Babakan Ciparay, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Selasa (21/1) malam.

"Betul, kejadiannya semalam sekitar jam 11," kata salah seorang saksi, Gatot (27), saat ditemui  di lokasi, Rabu (22/1/2020).
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 05.44 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 20 Januari 2020

Jabar Hari Ini: Kerangka Manusia Terungkap-Ipah Ditemani 'Gadis Baju Merah'

Kerangka manusia duduk di sofa rumah kosong di Kabupaten Bandung (Foto: dok. Polsek Margahayu) 
Kerangka manusia duduk di sofa rumah kosong di Kabupaten Bandung (Foto: dok. Polsek Margahayu)
Bandung - Sejumah topik berita menarik terjadi di Jabar sejak pagi hingga Senin (20/1/2020) petang. Mulai dari terungkapnya jenis kelamin kerangka manusia di Kabupaten Bandung hingga penemuan nenek Ipah yang hilang di area hutan Kabupaten Cianjur.

Berikut rangkuman beritanya:

Polisi Ungkap Jenis Kelamin Rangka Manusia

Polresta Bandung berhasil mengidentifikasi jenis kelamin kerangka manusia yang ditemukan di rumah kosong, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penemuan Kerangka yang posisinya duduk di sofa itu menggegerkan publik.

"Terkait dengan adanya temuan kerangka mayat di wilayah hukum Polresta Bandung, khususnya Margahayu, ada perkembangan yang akan kami sampaikan," kata Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan di Mapolresta Bandung, Senin (20/1/2020).

Baca juga:Ini Ciri Kerangka Pria yang Ditemukan di Rumah Kosong

Dalam pengungkapan kasus ini, Hendra didampingi oleh Dokter Ahli Forensik Dr Nurul Aida Fatia. Menurut Hendra, pihaknya sudah maksimal menyelidiki kasus ini. Proses autopsi tulang kerangka tersebut dilakukan dokter forensik.

Kita mengungkap siapa sebenarnya kerangka ini," ucapnya.

Jenis kelamin kerangka manusia itu berhasil diidentifikasi setelah proses autopsi di RS Sartika Asih Bandung. "Memang di tempat kejadian kita tidak menemukan identitas, yang bisa menunjukkan siapa orang ini, yang ingin kami sampaikan bahwa korban ini berjenis kelamin lelaki," tutur Hendra.
yd1jni@gmail.com
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 22.59 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Minggu, 19 Januari 2020

Ini Ciri Kerangka Pria yang Ditemukan di Rumah Kosong

Senin, 20 Jan 2020 13:47 WIB

Kerangka manusia duduk di sofa rumah kosong di Kabupaten Bandung (Foto: dok. Polsek Margahayu) 
Kerangka manusia duduk di sofa rumah kosong di Kabupaten Bandung (Foto: dok. Polsek Margahayu)
Kabupaten Bandung - Kerangka manusia yang ditemukan di rumah kosong, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sudah teridentifikasi. Kerangka berjenis kelamin pria itu meninggal antara 6 hingga 12 bulan lalu. Dokter mengungkap kerangka itu melalui pemeriksaan forensik.

"Hari Jumat, (17/1) kemarin sudah kita lakukan pemeriksaan, namanya antropologi forensik. Yaitu kita lakukan pemeriksaan atas kerangka yang diberikan Polsek Margahayu," kata Dokter Spesialis Forensik RS Sartika Asih Bandung Aida Nurul Fatia di Mapolresta Bandung, Senin (20/1/2020).

Baca juga:Polisi: Kerangka Pria di Rumah Kosong Bugil, Hanya Pakai Ponco

Sebelum dilakukan autopsi, kerangka pria tersebut disusun. "Kami coba susun kerangka itu. Kemudian diidentifikasi dari jenis kelamin, kita identifikasi laki-laki," ujarnya.

Apa ciri-ciri yang ada di kerangka itu? "Ras nya itu, ras Mongoloid yaitu orang Asia. Usianya antara dewasa hingga paruh baya," ucap Nurul.

Selain itu, pihaknya menemukan banyak ciri lainnya. Namun dokter tak merinci hasilnya.

"Ciri lainnya kami dapatkan yaitu tinggi badan, kemudian ciri medis tertentu dan itu yang nanti di-keep untuk penyidikan," katanya.

"Nanti kalau ada keluarga yang merasa kehilangan, bisa kami cocokkan," Nurul menambahkan.

Dokter sejauh ini tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada kerangka pria tersebut. "Kalau untuk ada atau tidak tanda kekerasan, sampai saat ini belum kami temukan. Karena kalau kekerasan, kalau tidak segitu hebatnya sampai mengenai tulang, kita tidak bisa tentukan. Jadi untuk tanda kekerasan belum kami simpulkan," tutur Nurul.
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 23.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Pengakuan Nenek Hilang di Hutan: Makan Daun-Ditemani 'Gadis Baju Merah'

Senin, 20 Jan 2020 10:00 WIB

Ipah terbaring lemas di rumahnya setelah enam hari hilang di dalam hutan. (Foto: dok.Pjs Kades Campaka Mulya) 
Ipah terbaring lemas di rumahnya setelah enam hari hilang di dalam hutan. (Foto: dok.Pjs Kades Campaka Mulya)
Cianjur - Ipah ditemukan oleh warga di area hutan Cianjur setelah sempat hilang selama lima hari. Nenek berusia 66 tahun itu selamat, meski kakinya memar dan bengkak. Titik hilang dan lokasi ditemukannya Ipah itu berjarak 17 kilometer.

Ada pengakuan tak biasa disampaikan nenek renta tersebut selama bertahan hidup di hutan. Orang-orang terkejut mendengar cerita beraroma mistis ini.

Baca juga:5 Hari Hilang di Hutan Cianjur, Nenek Renta Ditemukan Pemburu Burung

Kejadian bermula saat Ipah, pada Selasa (14/1), pergi ke hutan di Kampung Pisitan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk memperbaiki selang air yang diduga tersumbat. Setelah itu, warga Desa Campakamulya tersebut tak kunjung pulang ke rumahnya dan dipastikan hilang.

Pada Minggu (19/1), Ipah kembali berjumpa keluarga. Pemburu burung menemukannya di kawasan hutan Cijampang, Kecamatan Pagelaran. Ipah berkisah kepada keluarga dan kepala desa saat lima hari di hutan. Nenek ini mengaku ditemani 'gadis baju merah'.

"Pengakuannya begitu, ada perempuan berbaju merah yang sudah agak dewasa menuntunnya untuk terus berjalan. Katanya mau dibawa ke kota, tapi ternyata malah masuk semakin ke dalam di kawasan hutan itu," ucap Pjs Kepala Desa Campakamulya Asep Suherman yang menceritakan penuturan nenek Ipah saat dihubungi, via sambungan telepon, Senin (20/1/2020).

Ipah mengaku hanya beristirahat duduk di jalan setapak area hutan. Selama berada di hutan, Ipah menyebut 'gadis baju merah' itu tak memberinya makan dan minum.
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 19.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Jembatan Putus Diterjang Banjir Bandang, 4 Tewas, 6 Hilang

  • Ilustrasi banjir

BENGKULU, KOMPAS.com - Banjir bandang menerjang wilayah Desa Manau Sembilan II, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur, Bengkulu, Minggu (19/1/2020) pukul 15.00 WIB.

Peristiwa tersebut mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 6 dinyatakan hilang, dan 17 selamat setelah terjatuh dari Jembatan Gantung Cawang yang putus akibat terjangan banjir bandang.

"Adapun data korban jiwa meninggal dunia adalah Emilia binti Minut warga Desa Manau IX/2, Yeni binti Kamharudin warga Desa Manau IX/2, Pio bin Didi warga Desa Bungin Tambun, Peri Rahman bin Tisri warga Desa Pulau Panggung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo, kepada Kompas.com dalam rilisnya, Minggu (19/1/2020).

Baca juga: Pemkab Tanah Datar Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang Selama 7 Hari

Kemudian, data orang hilang dan dalam pencarian adalah Mika binti Sus warga Desa Bungin Tambun III, Intan Guspani binti Indi warga Desa Bungin Tambun II, Migi bin Jon Armada warga Desa Rigangan, Gok bin Junar warga Desa Tanjung Ganti I, Ipan bin Ujang warga Desa Pulau Panggung, Viki bin Ida warga Desa Pulau Panggung.

Sedangkan, 17 orang yang selamat ialah Arif bin Anudi warga Desa Bungin Tambun III, Cindi binti Arsono warga Desa Guru Agung, Candra bin Naya warga Bungin Tambun, Dili binti Sisan warga Desa Bungin Tambun III (dirawat di RSUD), Sofia Fadila binti Piang warga Desa Tanjung Kemuning III, Emi Astuti binti Yanato warga Desa Simpang III, Sherli Oktafia binti Janawarsya warga Kelurahan Simpang Tiga, Agung bin Darmawan warga Desa Pagar Alam, Aldi bin Utik warga Desa Pagar Alam.

Kemudian, Ranti bin Tawan warga Desa Tanjung Iman I, Cici binti Julianto warga Desa Bungin Tambun III, Melia warga Desa Bungin Tambun II, Emizer bin Hinterman warga Desa Pulau Panggung, Guntara bin Musirman warga Desa Pulau Panggung, Binten bin Litusman warga Desa Pulau Panggung, Andi bin Amru warga Desa Pulau Panggung dan Dendi bin Sanawi warga Desa Pulau Panggung.

enurut laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kaur, banjir bandang tersebut dipicu oleh faktor cuaca yang buruk dan intensitas hujan tinggi.

BPBD Kabupaten Kaur telah mendirikan posko darurat pencarian di lokasi kejadian.

Tim gabungan dari unsur TNI, Polri, Basarnas dan pemerintah daerah setempat masih terus melakukan upaya pencarian bersama.

Sementara itu, jumlah kerugian yang ditimbulkan dari peristiwa banjir bandang masih dalam proses pendataan.


Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 15.39 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 13 Januari 2020

Ridwan Kamil Minta Proyek Resor Mewah di KBU Dihentikan

Pembangunan resor mewah di Langensari, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Yudha Maulana/detikcom) 
Pembangunan resor mewah di Langensari, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Yudha Maulana)

Saat dikonfirmasi, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KBB mengklaim bahwa pengembang sudah mengantongi semua perizinan, termasuk rekomendasi dari gubernur.

Kepala DPMPTSP KBB Ade Zakir mengatakan, Pramestha telah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur Jabar Danny Setiawan (2003-2008). "Izinnya mungkin bisa dibekukan, tapi kita lihat dulu jenis pelanggarannya oleh tim teknis," kata Danny di ruang kerjanya, Senin (13/1/2020).

"Tapi saya lihat dari dokumen, sebelum perumahan itu dibangun IMB, site plan, Amdal, izin lokasi hingga rekomendasi gubernurnya memang ada," kata Ade melanjutkan.

Ia mengatakan izin tersebut diperuntukkan bagi pembangunan perumahan dan obyek wisata. Namun terkait adanya surat rekomendasi pemberhentian dari Emil pihaknya enggan berkomentar lebih lanjut.

Corporate Communications Pramestha Resort Town Syarif Alqdri mengatakan terkait permintaan pemberhentian proyek tersebut, pihaknya harus menunggu dulu keputusan dari Bupati Bandung Barat Aa Umbara.

"Ini baru sebatas bocoran, tapi untuk semua perizinan sudah ada semua. Bahkan rekomendasi dari gubernur sebelumnya (Danny Setiawan) sudah ada, keluarnya tahun 2009," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (13/1/2020).

Terkait pembangunan di zona KBU, pihaknya mengklaim telah mengantongi semua perizinan, karena telah melalui uji analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). "Kalau dibilang kami merusak alam, alam yang mana yang kami rusak. Dulu tahun 2009 itu lahan ini masih tandus tidak ada pohon, tapi sampai sekarang kami sudah menanam 1.300 pohon," ucap Syarif.

Pihaknya tak menampik jika ada kerusakan lingkungan secara minor. Namun, hal itu akan diperbaiki. Rencananya ada 200 rumah di atas lahan seluas empat hektare tersebut. Meski telah keluar surat penghentian proyek, tampak sejumlah pekerja melakukan pematangan tanah.
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 17.11 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI

Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) berdiri pada
tanggal 12 September 1979 di Jakarta. Mulai tahun 1982 arti singkatan
FKPPI berubah menjadi Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan
dan Putra Putri ABRI sampai dengan saat ini.

Setiap 3 (tiga) tahun sekali FKPPI melaksanakan Munas (Munas
I s.d Munas IV). Pada tahun 1993 dilaksanakan Munas V yang salah satu
keputusannya adalah menetapkan bahwa Munas dilaksanakan setiap empat
tahun sekali.

Sesuai perkembangan yang dihadapi, pada tahun 1995 FKPPI melaksanakan temu kader
FKPPI yang salah satu hasilnya adalah kesepakatan untuk membentuk suatu wadah yang mampu
menggalang potensi yang bukan saja dari unsur kepemudaan.

Yayasan yang dikelola yaitu yayasan Swa Dharma Eka Kerta yang bergerak dalam bidang
jasa.

VISI DAN MISI ORGANISASI

1. Visi.
Menghimpun putra putri purnawirawan dan putra putri TNI dan Polri untuk ikut serta
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.

2. Misi
Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bagi kalangan pemudi anak purnawirawan TNI
dan Polri

Informasi Lainnya

STRUKTUR ORGANISASI DAN FOKUS KEGIATAN 1. Kepengurusan. a. Pengurus Pusat : Berkedudukan di Jakarta b. Pengurus Daerah : 27 c. Pengurus Cabang : 287 d. Pengurus Ranting : 1.435 2. Keanggotaan. Jumlah anggota diperkirakan : 857.054 orang anggota biasa, 200 orang anggota luar biasa, 4 anggota kehormatan. 3. Kegiatan. Sosial, Kemasyarakatan. 4. Yayasan yang dikelola. Yayasan “Swa Dharma Eka Kerta”. IDENTITAS ORGANISASI 1. Nama Organisasi : Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri ABRI (F.K.P.P.I) 2. Alamat kantor : Jl. Kebon Sirih No.61, Jakarta Pusat 10340 Tlp : 021 – 3106956 , 3150260 Fax : 021 – 322329 3. Tahun Berdiri : 12 September 1979 4. Tahun Masuk Kowani : 1988

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 11.26 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Musim Hujan Hampir Sebulan, Warga Cimahi Masih Kesulitan Air

Warga menampung air dari slang PDAM. (Foto: Yudha Maulana/detikcom) 
Warga menampung air dari slang PDAM. (Foto: Yudha Maulana)
Cimahi - Meski telah memasuki musim hujan dalam sebulan terakhir, sejumlah wilayah di Kota Cimahi, Jawa Barat, masih kesulitan mendapatkan akses air bersih. Kondisi tersebut terjadi di kawasan Leuwigajah, Cimahi Selatan.

Sejak September 2019 hingga pertengahan Januari 2020, warga Kelurahan Leuwigajah masih mengandalkan suplai air bersih dari Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Raharja, yang dikirim menggunakan truk tangki. "Hampir lima bulan ini ya warga di Kelurahan Leuwigajah mengalami kekeringan, terutama pelanggan air ledeng, karena mereka biasanya enggak punya jet pump atau artesis di lingkungannya," ujar Lurah Leuwigajah, Uus Supriyadi saat dihubungi, Senin (13/1/2020).

Baca juga:Air Mancur di Bundaran Leuwigajah Cimahi Sebabkan Kemacetan

Uus mengatakan warganya terpaksa urunan untuk membeli air melalui tangki atau menunggu bantuan dari PDAM atau Pemkot Cimahi. Setiap RW memiliki jadwal yang berbeda untuk pengiriman tangki air. Biasanya tak hanya Perumda Air Minum yang mengirim, ada juga sumbangan dari anggota DPRD, atau warga inisiatif membeli air.

"Kalau di RW 13 ini semuanya kan pakai air ledeng, jadi dikirim dari Tirta Raharja setiap hari Rabu dan Sabtu. Tapi kalau begini terus kasihan juga, kita juga tetap membayar abonemen tiap bulan," ujar Ketua RW 13, Momon Suparlan.

Bila kehabisan air bersih, warga biasanya mengambil air dari masjid dan kantor RW, namun tidak digunakan untuk memasak melainkan untuk mandi dan mencuci.

"Di sini juga belum ada sumur artesis yang dibuat. Sudah diajukan ke pemkot, tapi belum ada tindak lanjutnya," ucap Momon.

Baca juga:Cinta Monyet Kebablasan, Siswi SMP Bunuh-Buang Bayi di Cimahi

Manajer Junior Humas Perumda Air Minum Tirta Raharja, Sri Hartati mengatakan, pihaknya akan menampung keluhan warga soal terhentinya pasokan air minum selama lima bulan belakangan.

"Untuk kondisinya memang rumit, karena di sumbernya kita berebut sumber air dengan pihak lain, termasuk warga sekitar. Jadi mohon maklum pada warga karena air sama sekali belum mengalir," tutur Sri.
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 02.43 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 09 Januari 2020

Mulai Hari Ini, Hujan Ekstrem Akan Landa Jawa Barat Termasuk Bandung Selama Satu Pekan

Mulai Hari Ini, Hujan Ekstrem Akan Landa Jawa Barat Termasuk Bandung Selama Satu Pekan
Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Hujan deras disertai petir terjadi saat laga Persebaya VS PSMP Mojokerto berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (21/11/2017). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Hujan deras disertai petir dan angin kencang diprediksi mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Barat, termasuk Kota Bandung, hari ini, Jumat (10/1/2020).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat disertai petir dan angin kencang ini akan terjadi hingga pekan depan.

Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai dampak yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung BMKG, Tony Agus Wijaya, mengatakan, indikasi peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Jabar dalam sepekan ke depan ini mereka lihat berdasarkan pantauan kondisi atmosfer secara umum, Kamis (9/1/2020)

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 21.59 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Dituding Penyebab Banjir Bandang Lebak, Polisi Buru Pemilik Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak

  • Dituding Penyebab Banjir Bandang Lebak, Polisi Buru Pemilik Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak

Sejumlah titik longsor yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten. Longsoran itu disebut menjadi penyebab banjir bandang dahsyat menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Rabu (1/1/2020).
Penulis: Kontributor Banten, Acep Nazmudin
 | 
Editor: Dony Aprian

LEBAK, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, penyebab banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak 1 Januari 2020 lalu dikarenakan aktivitas tambang emas ilegal di Gunung Halimun Salak.

Menanggapi hal itu, Polda Banten mulai menyelidiki aktivitas tambang emas ilegal di lokaai tersebut.

"Tindak lanjutnya kita dari Polda, Ditkrimsus dan Polres Lebak telah menurunkan tim penyidik langsung ke TKP diperkirakan tempat kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)," kata Dirreskrimsus Polda Banten Kombes Pol Rudi Hananto kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Baca juga: Wagub Banten Beberkan Penyebab Banjir Bandang Lebak...

Tim penyidik, kata Rudi, sudah turun ke lokasi yang diduga terdapat aktivitas PETI di sejumlah tempat.

Dikatakan Rudi, tiga lokasi yang sudah disasar yakni Blok Cikidang di Cikotok Kecamatan Cibeber, Blok Pilar di Kecamatan Lebakgedong dan Blok Cibuluheun di Kecamatan Lebak Gedong.

Dua lokasi yang berada di Kecamatan Lebakgedong, berdasarkan temuan penyidik, berada di aliran Sungai Ciberang yang melintasi tiga kecamatan yakni Lebakgedong, Cipanas dan Sajira.

Tiga wilayah tersebut merupakan daerah yang terkena bencana alam banjir bandang.

Baca juga: Lima Hari Pasca-Banjir Bandang Lebak, Satu Desa Masih Terisolir

Rudi mengatakan, dalam melakukan penyelidikan tambang ilegal tersebut, kepolisian juga mengejar pemilik/pemain atau penyandang dana kegiatan PETI. 

Selain itu, pemasok atau yang menyediakan zat merkuri pada kegiatan tambang ilegal tersebut, turut disasar.

Diketahui, berdasarkan data dari Balai TNGHS Wilayah Lebak, hingga saat ini masih terdapat 178 hektar tambang emas liar yang beroperasi. 

"Hulu sungai Ciberang mulai dari blok Cibuluh sampai Lebak Sampay Desa Lebak Situt, terdapat kegiatan penambangan emas tanpa ijin (PETI) dengan luas area mencapai 178 hektar," kata Kepala Seksi Balai TNGHS Wilayah Lebak, Siswoyo ditemui di Kantornya di Cipanas, Lebak, Banten, Selasa (7/1/2020).

Hingga saat ini, kata Siswoyo, terdapat setidaknya 10 blok PETI yang tersebar di TNGHS wilayah Kabupaten Lebak. Blok tersebut antara lain Gunung Julang, Cibuluh, Sampay, Cidoyong, Cimari, Cirotan, Cikidang, Cimadur, Gang Panjang dan Cikatumbiri.


Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 11.34 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 08 Januari 2020

Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten

Rabu, 8 Januari 2020 | 13:15 WIB

Gubernur Banten Wahidin Halim membuka posko kesehatan untuk korban banjir yang ada di Kota Tangerang.  Posko kesehatan tersebut di dirikan di rumah pribadinya Jalan Djiran, Pinang, Kota Tangerang, sejak Kamis (2/1/2020).
- Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dalam kunjungannya ke lokasi banjir bandang di Lebak, Selasa (7/1/2020) meminta tambang emas ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ditutup.

Jokowi menyebut, keberadaan tambang emas ilegal tersebut memicu banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak pada Rabu (1/1/2020).

Lantas, bagaimana tanggapan Gubernur Banten Wahidin Halim saat menerima perintah Jokowi ini?

Gubernur Banten Wahidin Halim, yang diinstruksikan untuk menutup aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) itu, mengatakan akan melakukan survei dan kajian terlebih dahulu.

Baca juga: Jokowi di Lebak: Tidak Ada Toleransi Bagi Penambang Ilegal di Gunung Halimun Salak

Lakukan kajian dulu

Wahidin mengatakan, sebetulnya penutupan tambang di Kawasan TNGHS merupakan wewenang dari Pengelolaan Lingkungan Hidup lantaran penebangan hutan, perusakan hutan pencemaran lingkungan hidup, kata dia, memiliki undang-undang tersendiri.

Namun, lantaran diperintah langsung oleh Jokowi, Wahidin akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan pengkajian terlebih dahulu.

"Saya akan rapat koordinasi dengan kementerian dan institusi terkait sehubungan hal ini, karena kita sudah menyaksikan sendiri bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tambang liar tersebut," kata Gubernur Banten melalui siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/1/2020).

Baca juga: Jokowi: Penyebab Banjir Bandang di Lebak Akibat Penambangan Emas Liar

Jokowi: tidak ada toleransi lagi

Saat berkunjung ke lokasi bencana di Pondok Pesantren La Tansa, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Selasa (7/1/2020), Jokowi meminta kepada Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk segera menghentikan aktivitas tambang di TNGHS terutama di wilayah Kabupaten Lebak. 

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 01.08 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Selasa, 07 Januari 2020

Fakta Jokowi Tinjau Bencana di Lebak, Minta Stop Penambang Liar dan Akan Perbaiki 19 Sekolah Rusak


Presiden Joko Widodo (Jokowi) kunjungi lokasi banjir bandang Lebak, Banten, pada Selasa (7/1/2020). Jokowi langsung menuju salah satu pondok pesantren di Lebak yang terdampak banjir bandang.

 Selasa (7/1/2020) sekitar pukul 11.45 WIB, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi banjir bandang yang terjadi di Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020) pagi lalu.

Dalam peninjaun ke Lebak, Banten, Presiden Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Tiba di Kabupaten Lebak, Jokowi dan rombongan disambut Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Banten Iti Octavia Jayabaya.

Setelah itu, Jokowi langsung menyambangi Pondok Pesantren Tansa yang berada di Kampung Parakansantri, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebakgedong yang terdampak banjir bandang pada Rabu.

Sebelum tiba di Lebak, Banten, Jokowi terlebih dahulu meninjau bencana banjir yang terjadi di Sukajaya, Bogor.

Berikut ini fakta kunjungan Jokowi tinjaun bencana di Lebak, Banten yang Kompas.com rangkum:

1. Jokowi sebut banjir bandang akibat penambangan emas liar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Ponpes La Tansa, Lebak, Selasa (7/1/2020) saat meninjau lokasi banjir bandang di Lebak, Banten.

Dalam kunjungannya di Lebak, Banten, Jokowi menyebut, penyebab banjir bandang di Lebak, adalah rusaknya hutan di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ( TNGHS).

"Di Kabupaten Lebak, Banten, kita lihat ini karena perambahan hutan, karena penambangan emas secara ilegal," katanya di Ponpes La Tansa, Selasa (7/1/2020).

Jokowi pun secara khusus meminta kepada Gubernur Banten, dan Bupati Lebak untuk segera menghentikan aktivitas tambang di TNGHS terutama di wilayah Lebak.

Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Lebak, Jokowi Minta Tambang Emas Liar di Gunung Halimun Salak Dihentikan

 

2. Tidak ada toleransi bagi penambang emas ilegal

Korban Banjir Bandang di Kampung Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jembatan putus Kamis (2/1/2020)

Dengan adanya kejadian ini, ia menegaskan, tidak ada lagi toleransi bagi aktivitas tambang emas liar di TNGHS karena merugikan masyarakat.

"Enggak bisa lagi, karena keuntungan satu, dua, tiga orang, kemudian ribuan lainnya dirugikan dengan adanya banjir bandang ini," katanya.

Banjir bandang sendiri terjadi lantaran aliran Sungai Ciberang yang berhulu di TNGHS meluap.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 23.16 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tak Terima Ditegur, Bule Aniaya Sepupunya hingga Tewas

Rabu, 08 Jan 2020 12:08 WIB

Foto: Yudha Maulana 
Foto: Yudha Maulana
Bandung Barat - Ujang Rohman alias Bule (27) memukul sepupunya Yaya (35) hingga tewas pada 23 Desember 2019 lalu. Gara-garanya, ia ditegur karena sering mabuk-mabukan.

Kejadian itu terjadi Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Usai ditegur Bule tiba-tiba mengamuk dan memukul Yaya dengan sebilah balok dan tangannya.

Kejadian ini terekam melalui kamera CCTV. Dari pantauan detikcom, kejadian ini bermula dengan pelaku yang menggiring korban ke tepi jalan. Kemudian, ia membuka jaket sambil menaruh helm sebelum menghilang dari pantauan kamera.

Sejurus kemudian, datang Uding (70) yang berusaha melerai kedua pemuda tersebut sambil membawa tongkat. Naas, bagi lansia tersebut. Ia malah dikejar, tongkatnya direbut dan hendak dipukul oleh pelaku.

"Saya berusaha memisahkan, kalian ini saudara. Jangan bertengkar, tapi dia (pelaku) malah menghardik saya, dan mengatakan orang tua jangan ikut campur, sebentar lagi juga mati," ucap Uding saat ditemui di rumahnya.

"Saya melihat Bule memukul dada dari Yaya, saya tidak tahu apa penyebabnya," ujarnya melanjutkan.

Melihat reaksi pelaku, Uding pun kembali pulang ke rumah. Namun, malah dikejar oleh Bule yang membawa sebilah pisau di belakang rumahnya. Bahkan, ia pun sempat memukul kaca hingga pecah.

"Yaya (korban) sempat membantu memperban tangan Bule yang berdarah. Setelah itu, ia masuk ke rumah dan meminta minum. Lalu mengeluhkan sesak di dada," ujarnya.

Tak lama kemudian, Yaya dibawa ke rumah sakit Medica. Namun nyawanya tak tertolong saat dalam perjalanan. Sementara pelaku melarikan diri.

Kapolres Cimahi AKBP Mochammad Yoris Maulana Yusuf Marzuki mengatakan, pihak kepolisian telah berhasil menangkap Bule dalam waktu kurang dari tiga jam saat mendapatkan laporan. Ia ditangkap di wilayah Sawahlega Cimahi.

"Pelaku sempat mengambil pisau dan dihantamkan ke kaca milik orang yang melerai," kata Yoris, Rabu (8/1/2020).

Atas perbuatannya, Bule dijerat pasal 351 ayat 3 soal penganiayaan yang menyebabkan kematian. "Ia terancam hukuman penjara lebih dari lima tahun," kata Yoris.
Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 21.15 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Banjir Bandang di Lebak, dari Penambangan Ilegal hingga Berubahnya Kampung Jadi Sungai


Sejumlah titik longsor yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten. Longsoran itu disebut menjadi penyebab banjir bandang dahsyat menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Rabu (1/1/2020).
Penulis: Achmad Nasrudin Yahya
 | 
Editor: Kristian Erdianto


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor sejak 1 Januari hingga 14 Januari 2020.

Lamanya jangka waktu penetapan status itu tak lepas akibat besarnya dampak yang dirasakan masyarakat di 6 kecamatan Lebak akibat bandang dan tanah longsor.

Dari total enam kecamatan, terdapat 30 desa turut terdampak. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), keenam kecamatan itu adalah Sajira, Maja, Cipanas, Curug Bitung, Cimarga, dan Lebakgedong.

Akibat bencana yang terjadi pada Rabu (1/1/2020) itu, sedikitnya 10 korban meninggal dan 1 orang dinyatakan hilang.

Baca juga: Pasca-banjir Bandang Lebak, Jembatan Putus, Warga Hilir Mudik Pakai 2 Perahu Karet

Sementara, total pengungsi mencapai 3.227 KK yang tersebar di delapan pos pengungsian.

Sedangkan jumlah bangunan rusak mencapai 3.105 unit, meliputi 1.410 rumah rusak berat, 421 rusak ringan, dan 1.110 rumah terdampak lumpur.

Kemudian disusul kerusakan pada 19 sarana pendidikan, 27 kantor pemerintahan, 28 unit jembatan, dan jalan amblas dengan kedalaman 40 meter.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, akibat bencana tersebut, banyak wilayah di Lebak sempat terisolasi. Namun, titik yang terisolasi itu perlahan mulai bisa diakses.

Andika mengungkapkan, petugas TNI, Polri, BNPB, dan BPBD, telah bekerja sama untuk membuka akses wilayah terisolir agar bisa mengirimkan bantuan logistik maupun evakuasi.

"Sudah bisa diakses, tapi dengan kondisi desa, misalnya yang di tengahnya sungai, kita pakai sling dan perahu karet. Tapi (tetap) bisa, minimal tadi bantuan logistik bisa masuk ke desa-desa," ujar Andika seusai mengikuti Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Akibat tambang dan kemarau

Andika mengungkapkan, terdapat tiga catatan sementara yang diduga menjadi penyebab banjir bandang dan tanah longsor tak bisa dihindari.

Andika mengatakan, dugaan pertama adalah adanya cuaca ekstrim yang mengguyur Kabupaten Lebak.

Kemudian juga adanya aktivitas penambangan liar yang dilakukan masyarakat dari bekas galian tambang.

Bahkan, kata dia, penyebab dari aktivitas tersebut pertama kali dilaporkan oleh BNPB.

"Ada galian tambang yang memang digunakan oleh masyarakat seperti tambang liar seperti itu. Ada beberapa yang mereka gunakan, tidak terpakai, mereka gali lagi," kata Andika.

Baca juga: Wagub Banten Beberkan Penyebab Banjir Bandang Lebak...

Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten juga telah menganalisis, bahwa penyebab lainnya adalah kemarau panjang.

Andika menjelaskan, keramau panjang telah menyebabkan permukaan Gunung Haliman retak.

Sehingga, saat hujan ekstrim terjadi, air masuk ke rongga permukaan yang retak.

Andika mengatakan, pihaknya telah meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar untuk memprioritaskan Gunung Halimun sebagai stabilitator.

"Saya tadi mengusulkan untuk segera dibangun pohon pinus, bisa 50 tahun," kata dia.

Sejumlah rumah rusak dan masih belum dibersihkan karena tebalnya lumpur sisa banjir di Desa Calung Bungur, Lebak, Banten, Kamis (02/01).

Dua sekolah lenyap

Setidaknya terdapat dua sekolah di Kabupaten Lebak, Banten, yang hilang akibat sapuan banjir bandang pada Rabu (1/1/2020).

"Tiga sekolah yang hancur tersebut, SMP Negeri 4, SD Negeri 2, SMA 7, kalau tidak salah. Yang pasti hancur, hilang itu SMP 4 dan SD Negeri 2, tinggal sisa lantai aja," ujar Andika.

Baca juga: Wagub Banten: 2 Sekolah yang Tersapu Banjir di Lebak Bakal Dipindahkan 

Andika mengatakan, kedua sekolah itu berada di sepanjang pinggiran Sungai Ciberang.

Akibat hilangnya gedung sekolah, para pelajar dari dua sekolah tersebut belum bisa menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

"Ini belum bisa dilaksanakan, kita masih mencari tempat untuk dapat mengalihkan ruang belajar mengajar," kata Andika.

Andika mencatat, secara keseluruhan terdapat sekitar 140 bangunan sarana pendidikan rusak akibat terpaan banjir bandang.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 18.41 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Jumat, 03 Januari 2020

pesta tahun baru telah berahir

Pesta tahun baru telah berakhir dan letupan kembang api tak lagi terdengar. 

Hanya ada gemuruh hujan di perumahan Villa Nusa Indah, Bojong Kulur, Kabupaten Bogor, pada Rabu malam, 1 Januari lalu. Dari atas atap rumah, Anto Simanjuntak tak menyaksikan apa-apa kecuali genangan air yang telah merendam puluhan bangunan di komplek itu. 

Pemadaman listrik sudah berlangsung sekitar sepuluh jam.

 Sehari sebelumnya, Selasa (31/12/2020), hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejumlah kawasan Jabodetabek sejak sore hingga pergantian tahun. 

Anto, yang pulang terlambat malam itu, berencana merayakan tahun baru dan natal bersama keluarga besarnya dari pihak ayah. 

Ia tak risau dengan hujan deras karena bangunan rumahnya telah ditinggikan hingga 1,5 meter dari badan jalan. 

Kalau pun banjir, pikirnya saat itu, paling-paling tinggi air yang masuk ke rumahnya cuma beberapa sentimeter. 

Tapi dugaan itu salah total. Usai subuh, hujan tak berhenti dan air di muka jalan mulai membuatnya kalut. 

Pukul 08.00 WIB, ia mendapati lantai rumahnya sudah tergenang banjir setinggi mata kaki. 

Air terus naik dan hampir menyentuh genting rumahnya jelang tengah hari.

 Keluarganya bergegas naik ke lantai dua dan memindahkan barang-barang berharga sebisanya.

 Sore hingga malam, mereka masih bertahan di ruangan yang hanya terdiri dari satu kamar tersebut.

 Tak ingin berdesak-desakan, Anto memilih naik ke atap. 

Rupanya tetangga mereka juga melakukan hal serupa.

Banjir di Bekasi Mulai Surut, Mobil Bertumpuk di Depan Kompleks "Sudah hampir dua belas jam itu kami nahan lapar.

 Kami makan seadanya, air juga. Posisi pasokan air enggak ada," kata Anto kepada Tirto, Kamis (2/1/2019).

 Villa Nusa Indah secara administrasi terletak di Kabupaten Bogor. 

Namun, lokasi perumahan ini berada di kawasan Jatiasih, Bekasi.

 Wilayah yang saling beririsan itu, menurut Anto, menimbulkan ketidakjelasan dan membuat penanggulangan bencana menjadi lebih lamban.

 Bantuan pertama baru muncul sekitar pukul 18.00 WIB. Satu perahu karet melintas, tapi Anto dan keluarganya masih harus bersabar karena petugas memprioritaskan evakuasi perempuan hamil, lansia dan anak-anak. 

"Setelah jam enam [baru] di situ ada orang. 

Namanya emosi ya chaos lah. Teriak-teriak minta bantuan enggak ada sama sekali yang datang," ungkapnya.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 03.59 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 02 Januari 2020

ketika Ridwan Kamil diceramahi

Ketika Ridwan Kamil Diceramahi Ibu-ibu Korban Banjir Villa Nusa Indah

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (topi hitam) diceramahi warga Vila Nusa Indah di Posko Penanggulangan Bencana Bojong Kulur Kabupaten Bogor, Kamis (2/1/2020)

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diceramahi ibu-ibu korban banjir di Vila Nusa Indah Bojong Kulur, Kabupaten Bogor.

Kejadian tersebut ketika Ridwan Kamil mengunjungi Posko Penanggulangan Bencana di Desa Bojong Kulur tempat posko bencana banjir yang terjadi di wilayah Villa Nusa Indah, Kamis (1/1/2020).

Warga bernama Sisi Syahwardi, yang tinggal di Villa Nusa Indah tiba-tiba menegur Gubernur Jawa Barat itu dan meminta suaranya didengarkan.

"Namanya titik rawan itu sudah ada antisipasinya. Bukan karena setahun dua tahun kebanjiran baru ada penanggulangan," kata Sisi sambil membawa baju salinan yang dipeluk dengan tangan kiri.

Sisi juga mengatakan di depan Ridwan Kamil agar penanggulangan bencana tidak dijadikan tradisi tahunan.

Baca juga: Warga Bekasi Memancing karena Sulit Dapat Bantuan Makanan, Dapat Ratusan Ikan

Menurut dia harus ada solusi konkret dari pemerintah agar bencana tersebut tidak terulang lagi.

"Bukan cuma buat tradisi. Saya sebelumnya enggak kebanjiran," kata dia.

Sambil bersumpah atas nama Tuhan, Sisi juga mengaku menyesal pindah dari rumahnya yang sebelumnya di Cikarang Bekasi ke Villa Nusa Indah, Kabupaten Bogor.

"Wallahi saya nyesel pindah ke sini. Karena saya di Cikarang 20 tahun, enggak pernah ngalamin yang kayak gini," kata Sisi.

Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 12.59 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menjelaskan langkah untuk mencegah banjir

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menjelaskan langkah untuk mencegah banjir terjadi saat ditanya antisipasi banjir berulang saat curah hujan tinggi.


Anies hanya menjawab bahwa Pemprov DKI Jakarta saat ini masih fokus mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.


"Kami saat ini konsentrasi pada evakuasi penyelamatan warga, dan ini yang kami pastikan berjalan dengan baik," ujar Anies seusai meninjau banjir di Duri Kosambi, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020).



Anies juga tidak bisa memastikan waktu surutnya banjir. Namun, dia berharap banjir segera surut.


"Sebagian dari air-air ini itu akan menunggu permukaan air laut juga surut. Jadi mudah-mudahan lebih cepat lebih baik," kata dia.


Namun, saat dipertegas kembali apakah penanganan banjir di Jakarta menunggu air laut surut, Anies membantahnya. Menurut Anies, Pemprov DKI juga berupaya mengatasi banjir yang terjadi di sejumlah wilayah.


"Enggak lah. Kami fase ini pastikan dulu warga itu keselamatannya terjamin. Kemudian air sebagian kalau yang jalan-jalan, ada sungai, bisa dipompa, sebagian prosesnya perlu waktu," ucap Anies.


Sejumlah wilayah direndam banjir sejak Rabu (1/1/2020) kemarin. Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi dan cuaca ekstrem.


Sebanyak 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan tercatat mengungsi karena rumahnya terendam banjir.



Diposting oleh Ustadz Yachya Yusliha di 00.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Mengenai Saya

Foto saya
Ustadz Yachya Yusliha
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (69)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (21)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (26)
    • ►  Januari (17)
  • ▼  2020 (292)
    • ►  Desember (30)
    • ►  November (35)
    • ►  Oktober (49)
    • ►  September (18)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (46)
    • ►  April (57)
    • ►  Maret (14)
    • ►  Februari (11)
    • ▼  Januari (27)
      • Detik-detik Kanopi Indomaret di Lebak Ambruk Timpa...
      • Sudah Lewat 20 Hari Tapi KPK Belum Juga Geledah Ka...
      • HASIL MUSLOK YC1ZAH
      • Lebak Banten Kembali Diterjang Banjir, Jembatan Putus
      • KAMI KELUAR BESAR TRIPLE ZERO
      • Kapolda Jabar Datang, Massa Bentrok Sukabumi Salin...
      • Polda Jabar Tangani Dugaan Ortu Aniaya Anak Kandun...
      • Suku Baduy Jinakkan Monyet di Kuningan, Kades: Rat...
      • Bocah SD di Bandung Tewas Dipatuk Ular Weling
      • Cerita Wagub Jabar Uu soal Mobil Pengawal Kecelaka...
      • Ngeri! Mobil SUV Lindas Pria di Bandung
      • Jabar Hari Ini: Kerangka Manusia Terungkap-Ipah Di...
      • Ini Ciri Kerangka Pria yang Ditemukan di Rumah Kosong
      • Pengakuan Nenek Hilang di Hutan: Makan Daun-Ditema...
      • Jembatan Putus Diterjang Banjir Bandang, 4 Tewas, ...
      • Ridwan Kamil Minta Proyek Resor Mewah di KBU Dihen...
      • SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI
      • Musim Hujan Hampir Sebulan, Warga Cimahi Masih Kes...
      • Mulai Hari Ini, Hujan Ekstrem Akan Landa Jawa Bara...
      • Dituding Penyebab Banjir Bandang Lebak, Polisi Bur...
      • Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Leb...
      • Fakta Jokowi Tinjau Bencana di Lebak, Minta Stop P...
      • Tak Terima Ditegur, Bule Aniaya Sepupunya hingga T...
      • Banjir Bandang di Lebak, dari Penambangan Ilegal h...
      • pesta tahun baru telah berahir
      • ketika Ridwan Kamil diceramahi
      • Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menjelas...
  • ►  2019 (114)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (14)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (64)
    • ►  Mei (5)
  • ►  2018 (271)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (70)
    • ►  Oktober (30)
    • ►  September (16)
    • ►  Agustus (61)
    • ►  Juli (26)
    • ►  Juni (30)
    • ►  Mei (22)
    • ►  April (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2017 (295)
    • ►  Desember (21)
    • ►  November (18)
    • ►  Oktober (36)
    • ►  September (59)
    • ►  Agustus (22)
    • ►  Juli (51)
    • ►  Juni (30)
    • ►  April (27)
    • ►  Maret (31)
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.