Suara gemuruh mengagetkan Siti Aisyah (66), warga Gang Ajid, Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Mak Siti, sapaannya, mendengar bunyi kayu patah dan genting berjatuhan.
Sontak Mak Siti berdiri dan berteriak-teriak adanya gempa. Namun Mak Siti salah mengira, bunyi-bunyian rumahnya itu ternyata berasal dari serombongan demonstran yang berlarian saat terjadi kericuhan demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
"Kejadiannya Kamis (8/10) suara gemuruh, beledug, beledug. Saya enggak nyangka itu yang (ikutan) demo. Mikirnya saat itu gempa bumi dan puting beliung," kata Mak Siti ditemui detikcom, Sabtu (10/10/2020).
Selagi Mak Siti dan seluruh keluarganya keluar hunian, ternyata ada belasan demonstran berloncatan dari atas genting rumahnya. Selain itu ada juga yang menerobos masuk dengan cara merusak bilik dan triplek rumahnya. Genting-genting yang berjatuhan masih dibiarkan berserakan, begitu juga dengan dinding bilik masih dibiarkan jebol.
"Eh pas ibu keluar ada yang pada turun dari depan, dari atas genteng pas ibu udah shock udah lemes ngeliat ke atas ada yang ngadaplok (rebahan), pakai seragamnya warna merah hati. Jadi itu enggak bisa turun, bisa naik gak bisa turun. Ibu kan teriak-teriak 'turun siah turun, imah aing ruksak siah, turun. Saha nu arek tanggung jawab, saha nu rek ngagentian' (turun kalian turun. Rumah saya rusak, turun. Siapa yang mau tanggung jawab siapa yang mau mengganti)," ujar Mak Siti berbahasa Sunda.
Baca juga: |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar