Minggu, 18 Oktober 2020

Bosan Sekolah Daring? Yuk Ikutan Belajar Tari Jaipong di Bandung


(Foto: Istimewa)

Bandung - Kemajuan teknologi saat ini dikhawatirkan sedikit demi sedikit menggerus kesenian tradisional. Mencegah hal itu, seniman di Jawa Barat mendirikan sebuah sanggar khusus tari kesenian Jabar, Jaipong.
Sanggar tari Jaipong bernama Ayunindya's pimpinan Kusbandi itu didirikan di Asrama Bangka Cipaheut Kidul, Jalan Cigadung Raya Barat, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung pada Minggu (18/10/2020).

Pimpinan sanggar, Kusbandi, mengatakan pembukaan sanggar itu dilatarbelakangi kekhawatirannya akan kemajuan teknologi yang bisa melupakan kesenian tradisional. Berangkat dari hal itu, dia pun mendirikan sanggar guna melestarikan kesenian tradisional khususnya tari Jaipong.

"Didasari atas keprihatinan orang tua terhadap kemajuan teknologi yang berdampak pada penurunan nilai-nilai tradisi seni dan budaya terutama tari Jaipong yang hampir dilupakan oleh sebagian generasi muda. Atas dasar tersebut kami berinisiatif untuk kembali mengingatkan khusus generasi muda mencintai seni dan budaya sendiri," ujar Kusbandi dalam rilis yang diterima .

Tari Jaipong sendiri merupakan kesenian tradisional khas Jawa Barat yang sudah lahir sejak lama atau tepatnya pada tahun 1960. Tarian yang dikenalkan pertama kali oleh Gugum Gembira ini biasa disebut 'ketuk tilu' yang berasal dari Karawang dan dikembangkan di Bandung.


Di sanggar milik Kusbandi sendiri, Tari Jaipong jadi yang utama. Para murid, akan diajarkan oleh Intandia Kusmiati. Pengajar berusia muda ini punya sederet prestasi baik di dalam maupun luar negeri. Berbagai event hingga tampil di TV sudah sering dilakukan perempuan berusia 22 tahun ini.

"Sanggar yang kami beri nama Ayunindya's mempunyai arti putri cantik yang memiliki kelebihan dan prestasi. Penari yang bisa membanggakan dan sukses di masa depan dengan prestasi Jaipong yang mereka punya", ucap Intan.

Intan mengatakan sanggar ini juga dibuka guna membunuh kejenuhan anak-anak di masa pandemi COVID-19. Sebab, selama ini anak-anak sekolah melalui daring.

"Mengisi waktu di saat pandemi dengan mengikuti latihan tari jaipong untuk mengurangi kejenuhan sekolah di rumah (daring)," katanya.

Intan mengatakan saat ini ia mengajar murid yang berusia anak dari 5-12 tahun.

"Adapun tuntutan tersendiri di saat mengajar anak di usia 5 tahun karena belum bisa fokus dan konsentrasi dituntut kesabaran. Saat ini yang belajar dari usia 5 tahun hingga 12 tahun," katanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar