Senin, 22 Oktober 2018

MOHON HANYA KEPADA ALLOH SWT

Selasa 23 okt 2018

13 safar 1440

Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allah

Dalam menjalani kehidupan ini, tentu kita sebagai manusia pasti pernah dan akan mengalami kesulitan dan kesusahan, yang semua itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sesungguhnya tatkala kesulitan itu datang, maka Allah lah sebaik-baik penolong dan kepada-Nya lah kita bergantung. Dan sesulit apapun cobaan dan kesusahan yang melanda janganlah anda tergoda untuk meminta tolong dengan jalan kesyirikan.Wallahul Musta’an.

Ujian dan Kesulitan Datang Dari Allah

Ketahuilah bahwa musibah dan kesusahan yang menimpa, pada hakikatnya adalah ketetapan Allah dan atas izin Allah itu terjadi. Allah Ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghabun: 11)

bahkan setiap musibah dan kesusahan yang kita alami dan yang akan datang, itu semua sudah tercatat dalam Lauhul Mahfduz. Allah Ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّـهِ يَسِيرٌ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS. Al Hadid: 22)

Semua itu adalah ujian dari Allah bagi hamba-Nya. Sebagaimana namanya, ujian, dengannya Allah akan mempersaksikan dihadapan para makhluk-Nya mana hamba yang benar-benar jujur beriman kepada Allah dan mana yang dusta imannya. Karena ketika musibah datang, hal itu akan nampak. Allah Ta’ala berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّـهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al Ankabut: 2-3)

Diantara tanda jujurnya keimanan seseorang, ketika datang musibah, pertolongan Allah lah yang diharapnya, ia bergantung dan berserah diri kepada Allah.

حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّـهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّـهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah: 214)

Tidak tergoda untuk mengambil jalan yang haram atau memalingkan ibadah kepada sesembahan selain Allah demi mencari pertolongan.

Allah-lah Yang Menghilangkan Kesulitan

Kita telah ketahui bahwa musibah dan cobaan itu adalah ketetapan Allah. Maka ketahui juga bahwa musibah dan cobaan itu hanya Allah lah yang bisa menghilangkannya. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّـهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ

jika Allah menimpakan suatu mudharat kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Allah sendiri” (QS. Al An’am: 17).

Jika pada hakikatnya hanya Allah-lah yang dapat menghilangkan segala kemudharatan, maka orang yang berfikir waras dan logis, tentu akan meminta tolong kepada Allah dari segala kesulitan dan kesusahan serta bergantung pada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّـهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An Nahl: 53)

Adapun orang yang meminta tolong kepada sesembahan-sesembahan selain Allah ketika mendapat musibah, ia adalah orang yang durhaka kepada Allah akibat hatinya lalai dari berdzikir kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَعَ اللَّـهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)” (QS. An Naml: 62)

Mintalah Pertolongan Hanya Kepada Allah

Isti’anah dan istighatsah adalah ibadah.Isti’anah artinya, meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan. Sedangistighatsah berarti meminta dihilangkannya musibah dan kesulitan. Dalil bahwaisti’anah adalah ibadah adalah ayat:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami (ber-isti’anah) memohon pertolongan” (QS. Al Fatihah: 5)

Istighatsah merupakan ibadah berdasarkan ayat:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلآئِكَةِ مُرْدِفِينَ

(Ingatlah), ketika kamu beristightsah (memohon pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal: 9)

dengan demikian hendaknya kita meminta pertolongan hanya kepada Allah, dan tidak boleh meminta pertolongan kepada sesembahan lain selain Allah. Perhatikan ayat kelima dari surat Al Fatihah yang sering kita baca setiap hari “iyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in”, mari kita dalami makna ayat ini.

Kalimat ini bentuk normalnya adalah “na’buduka wa nasta’inuka” (aku beribadah kepadamu dan memohon pertolongan kepadamu), namun ternyata objek kalimat didahulukan menjadi “iyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Secara bahasa Arab, ini menghasilkan makna al hashr(pembatasan), sehingga maknanya “hanya kepada-Mu satu-satunya kami menyembah dan hanya kepada-Mu satu-satunya kami memohon pertolongan”.

Oleh karena itu, Allah pun melarang hamba-Nya meminta pertolongan kepada sesembahan-sesembahan selain Allah. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّـهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan janganlah kamu berdoa kepada apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim”” (QS. Yunus: 106).

Dan banyak diantara manusia mempersembahkan ibadahnya kepada selain Allah, demi mengharapkan pertolongan ketika ia merasa susah dan merasa terhimpit oleh cobaan. Allah ta’ala berfirman:

وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّـهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ ﴿٧٤﴾ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ

Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.” (QS. Yasin: 74-75).

Padahal sebagaimana sudah dijelaskan, musibah dan kesusahan itu ketetapan Allah, hanya Allah yang dapat menghilangkannya dan para sesembahan yang disembah selain Allah itu sama sekali tidak mampu memberi manfaat atau mudharat sedikit pun. Baik itu berupa berhala, pohon, batu, benda keramat, kuburan, orang mati atau yang lainnya, mereka tidak dapat memberi manfaat dan pertolongan. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ

Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berha]a itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. Al A’raf: 192)

Maka orang-orang yang meminta tolong kepada sesembahan selain Allah itu sungguh tidak logis, tidak waras dan menyelisihi fitrah yang bersih. Mereka jatuh dalam kesesatan yang jauh dan terkekufuran yang besar. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّـهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka” (QS. Al Ahqaf: 5-6)

Jangan Ragu Meminta Tolong Kepada Allah

Mengapa anda ragu meminta tolong kepada Allah? Bukankah Allah yang telah menciptakan anda? Bukanlah Allah yang memiliki alam semesta ini termasuk bumi yang anda pijak? Maka sangat mudah bagi Allah memberi pertolongan kepada anda. Renungkan perkataan Nabi Musa‘alaihissalam:

قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّـهِ وَاصْبِرُوا ۖ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّـهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.” (QS. Al A’raf: 128).

Maka mintalah pertolongan kepada Allah dengan taqwa kepada-Nya. Yaitu dengan mengamalkan apa yang Allah perintahkan dan apa yang diperintahkan dan dianjurkankan oleh Rasul-Nya, serta menjauhi apa yang mereka larang. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu‘” (QS. Al Baqarah: 45)

Meminta Tolong Kepada Makhluk

Apakah boleh meminta tolong kepada makhluk Allah, misalnya meminta tolong kepada sesama manusia? Hal ini perlu di rinci:

Pertama, meminta tolong kepada makhluk, yang ia hidup, ada di dekat kita atau keberadaannya terjangkau oleh kita dan ia memang mampu memberi pertolongan. Hal ini dibolehkan selama tidak melanggar aturan syariat. Bahkan Allah Ta’alamenganjurkan saling tolong-menolong antar sesama hamba-Nya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah saling tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).

Misalnya, meminta pertolongan dokter ketika sakit, minta pertolongan montir ketika kendaaraan rusak, meminta bantuan teman kerja di kantor, dll. Semacam ini tentu dibolehkah namun dengan catatan harus meyakini bahwa pertolongan yang datang pada hakikatnya dari Allah adapun orang-orang yang tadi hanyalah sebab.

Kedua, meminta pertolongan kepada makhluk yang mati, atau kepada makhluk yang hidup namun ia tidak mampu memberi pertolongan, atau ia gaib, atau permintaan pertolongan berkenaan dengan hal gaib. Misalnya meminta pertolongan kepada orang mati di kuburan. Atau meminta pertolongan kepada pohon keramat, ia hidup namun tidak mampu memberi manfaat atau mudharat. Atau meminta tolong kepada jin (baik jin muslim atau kafir). Atau meminta tolong kepada dukun, seperti meminta kelancaran usaha, dimudahkan jodoh, diperbanyak rezeki, dll. Semua ini merupakan kesyirikan, dan termasuk dalam ayat-ayat yang melarang isti’anah dan istighatsah kepada selain Allah yang telah kami bawakan.

Karena pengharapan dan permintaan yang demikian hanya boleh khusus ditujukan kepada Allah. Dan orang musyrik di zaman Jahiliyah dan yang diperangi oleh Nabi mereka menyembah orang shalih yang sudah mati, menyembah pohon, menyembah hal-hal yang dikeramatkan, menyembah Malaikat, menyembah Nabi mereka, dan mereka senantiasa meminta tolong dan berdoa kepada sesembahannya tersebut. Allah Ta’ala berfirman:

قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ

Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah” (QS. An-Naml: 65)

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَعَ اللَّـهِ ۚ

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? (QS. An Naml: 62)

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Al Jin: 6)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Barangsiapa yang mendatangi dukun atau peramal lalu membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam” (HR. Ahmad no. 9171, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ 5939).

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan lindungan dan pertolongan-Nya kepada kita.

Rujukan utama: Syarah Tsalatsatul Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

1. Ayahanda dr nabi Muhammad yg bernama Abdullah meninggal karena sakit.
2. Ibunda dr nabi Muhammad yg bernama Aminah meninggal krn sakit parah.
3. Paman dr nabi Muhammad yg bernama Abu Thalib meninggal karena sakit.
4. Istri pertama nabi Muhammad yg bernama Khadija meninggal krn sakit parah.
5. Salah satu cucu nabi Muhammad juga meninggal krn sakit parah.
6. Bahkan nabi Muhammad sendiri meninggal krn sakit yg disebabkan dari efek racun yg diterimanya di Khaybar (perang khaybar).

Pertanyaan sederhana saya:

Mengapa Alloh tidak bisa menyembuhkan sakit penyakit yg diderita oleh keluarga besar nabi Muhammad ini?


Lho mereka kan manusia biasa, ya tentunya bisa sakit, bisa wafat juga. Tidak ada yang aneh dan tidak ada cela dengan hal itu.

Dalam Al Qur’an kan sudah dijelaskan, bahwa kalau Allah mau, bisa saja Allah utus rasul-Nya itu dari kalangan Malaikat. Tapi Allah utus Rasul-Nya dari kalangan manusia, supaya kita bisa meneladani dan mencontohnya. Kalau Malaikat, bisa tidak kita mencontohnya?

Ya benar, karena “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. (Al-Qur’an Surat Al-Fatihah Ayat 4).


kerana nabi saw juga manusia biasa yg lahir Dan mati seperti kita. setiap penyakit Dan musibah sudah di tetapkan Allah taala . nabi terlahir Dr kalangan manusia kerana kita juga manusia yg wajib mencontohi baginda.
tiada APA yg mustahil BG Allah .setiap cobaan menguji keimanan.

wassalam


Makna TauhidMakna IkhlasMakna TauqifiyahMakna Bid’ahBid’ah Dalam Perkara DuniawiMeneladani Para Sahabat Nabi Jalan KebenaranSyirik, Kezhaliman TerfatalMeminta Tolong Hanya Pada Allah


Derajat Hadits Doa Sebelum Makan: "Allahumma Bariklana..."Apakah “Bismillah Majreha Wamursaha” Adalah Doa Berkendara?Meminta Pertolongan Hanya Kepada AllahShalat Berjamaah Bersama Istri Di Rumah"Mintalah Pertolongan Dengan Sabar Dan Shalat", Mengapa Sabar Lebih Dahulu?Kezaliman Terjadi Karena Diamnya Orang Baik?Turunnya Allah Ke Langit Dunia Pada Sepertiga Malam AkhirHukum Mendengar Murattal Untuk Pengantar TidurAnak-Anak Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam



BUKU “DASAR-DASAR ILMU HADITS”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar