Rabu, 31 Oktober 2018

Kaifiat (cara) mencuci benda yang kena najis

Kamis, 1 nopember 2018/ 23 safar 1440. H

Untuk melakukan kaifiat mencuci benda yang kena najis, maka harus diketahui dulu tentang pembagian najisnya.

1.  Najis mughallazhah (tebal), yaitu anjing. Kaifiat mencuci benda yang kena najis ini, hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali daripadanya hendaklah airnya dicampur dengan tanah.

Sabda Rasululloh SAW :

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : طَهُوْرُاِنَاءِاَحَدِكُمْ اِذَا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ اَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ اَوْلَاهُنَّ بِالتُّرَابِ

“Cara mencuci bejana seseorang dari kamu, apabila dijilati anjing hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.” (Riwayat Muslim)

2.   Najis mukhaffafah (enteng), seperti kencing anak laki-laki yang belum makan makanan selain susu. Kaifiat mencuci benda yang kena najis ini dengan memercikkan air atas benda itu meskipun tidak mengalir. Adapun kencing anak-anak perempuan yang belum makan selain susu, kaifiat mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda itu, dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.

اِنَّ اُمَّ قَيْسٍ جَاءَتْ بِاِبْنٍ لَهَاصَغِيْرٍ لَمْ يَأْ كُلِ اطَّعَامَ فَاَجْلَسَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى حُجْرِهِ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَنَضَحَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ

“Sesungguhnya Ummu Qais telah datang kepada Rasululloh SAW beserta anaknya laki-laki kecil yang belum makan makanan selain susu. Sesampainya didepan Rasululloh beliau dudukkan anak itu dipangkuan beliau, kemudian dikencinginya, lalu beliau meminta air, lantas beliau percikkan air itu pada kencing kanak-kanak tadi, tetapi beliau tidak membasuh kencing itu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sabda Rasululloh SAW :

يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَّةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ

“Kencing anak-anak perempuan dibasuh dan kencing anak-anak laki-laki diperciki.” (Riwayat Turmudzi)

3.  Najis mutawassithah (pertengahan), yaitu najis yang lain daripada kedua macam yang tersebut

Dinamakan najis hukmiah, yaitu yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zat, bau, rasa dan warnanya, seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air diatas benda yang kena itu.Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, atau baunya, terkecuali warna atau bau yang sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa, warna dan baunya.

YD1JNI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar