Sabtu, 03 Juli 2021

Respons Daop 2 soal Besi Rel Jalur KA Banjar-Cijulang Raib

Kondisi jembatan KA Cikacepit di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. 
Kondisi jembatan KA Cikacepit di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. (Foto: Faizal Amiruddi)
Bandung - 

Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo menyesalkan raibnya besi rel dua jembatan di eks jalur Banjar-Cijulang, yakni jembatan Cikacepit dan Cipambokongan di Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.

Sekadar diketahui, besi bantalan rel jembatan Cikacepit raib digondol pihak tak bertanggung jawab. Bahkan, untuk jembatan Cipambokongan bukan hanya besi bantalan relnya saja yang hilang, bahkan rangka jembatan pun raib dan menyisakan konstruksi betonnya saja.

Memang jalur kereta Banjar-Cijulang ini telah ditutup total pada 1 Februari 1982. Indonesian Preservation Society (2007) mencatat, petak Banjar-Banjar sari sempat diperbaiki dan beberapa lokomotif seperti BB300 dan D301 sempat berjalan pada jalur ini pada 1997, sayangnya ketika itu ekonomi Asia terbentur krisis moneter sehingga jalur tersebut tak difungsikan lagi.

ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat menyesalkan adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kondisi karena tidak beroperasinya perjalanan kereta api, kami tentunya sangat berharap bahwa yang namanya kereta api adalah aset milik negara, tentunya kita harus sama-sama menjaga aset tersebut," ujar Kuswardoyo di Stasiun Bandung, Sabtu (3/7/2021).

Dari catatan yang dihimpun Daop 2 Bandung, rata-rata pencurian bantalan besi dan rangka konstruksi ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Ia mengakui, pengawasan menyeluruh untuk aset KAI di jalur tersebut sulit dilakukan karena keterbatasan sumber daya manusia.

"Ada laporan, dalam waktu satu, dua bulan saat itu aset itu masih tampak ada, tapi ternyata tiga bulan kemudian sudah hampir habis setengahnya. Kemudian kita cek ke lapangan ternyata sudah habis. Ada beberapa jembatan yang bahkan sudah habis dan tidak tersisa, itu di jalur-jalur yang tidak operasional," tuturnya.

Sampai saat ini, kata Kuswardoyo, pelaku yang mengambil rangka tersebut masih menjadi misteri dan pihak kepolisian setempat pun telah mengusut hal ini. Namun, ia memastikan pembongkaran besi rel dan konstruksi ini dilakukan tenaga terampil dan tak menggunakan peralatan yang sederhana.

"Saya yakin dipotongnya minimal pakai las tidak pakai gergaji, dan pasti mereka bekerja cepat dan mengerti soal konstruksi. Misal saat membongkar konstruksi jembatan itu mereka pasang pengait, agar tidak roboh," kata Kuswardoyo.

Halaman
1 2


(yum/bbn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar