Konsekuensinya Rabu, 25 November 2020 – 06:26 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menyalahkan libur panjang akhir Oktober sebagai penyebab kembali meningkatnya kasus COVID-19 di wilayah ibu kota.
Menurut dia, masa liburan tersebut tersebut merusak keberhasilan Pemprov DKI menekan penyebaran COVID-19.
Anies mengatakan, seluruh kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait COVID-19 berbasis data mengenai perkembangan kasus positif, tingkat kesembuhan, tingkat penyebaran hingga tingkat kematian.
Baca Juga: Rupanya Anies Tidak Berbicara dengan Pemerintah Pusat Sebelum Mengetatkan PSBB "Sejak awal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk memberikan informasi menyeluruh terkait penanganan COVID-19, tidak ada yang ditutup-tutupi.
Jadi, semua kebijakan kita yang terkait dengan Covid itu berbasis data," kata Anies dalam diskusi webinar penanganan COVID-19 di DKI Jakarta di Jakarta, Selasa (23/11).
Sejak Maret lalu, ujar Anies, pihaknya sudah mengambil berbagai kebijakan terukur untuk menekan penyebaran COVID-19.
Diawali penutupan sekolah pada 16 Maret yang disusul Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) pada 10 April.
Setelah terjadi penurunan kasus, Pemprov DKI memutuskan melonggarkan sebagian aturan-aturan PSBB.
Baca Juga: Soal Libur Panjang, Usulan Anies Baswedan Ditolak Pemerintah Pusat
Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Usul Anies Baswedan soal Libur Panjang Ditolak Pusat, Sekarang Jakarta Merasakan Konsekuensinya",
https://m.jpnn.com/news/usul-anies-baswedan-soal-libur-panjang-ditolak-pusat-sekarang-jakarta-merasakan-konsekuensinya
Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Usul Anies Baswedan soal Libur Panjang Ditolak Pusat, Sekarang Jakarta Merasakan Konsekuensinya",
https://m.jpnn.com/news/usul-anies-baswedan-soal-libur-panjang-ditolak-pusat-sekarang-jakarta-merasakan-konsekuensinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar