MUI Jatim menyayangkan terjadinya peristiwa penusukan pada ulama, Syekh Ali Jaber. Sekretaris MUI Jatim Ainul Yaqin meminta penegak hukum transparan dalam menangani kasus ini.
"Tentu jadi kami minta ini diungkap secara transparan supaya tidak menimbulkan prasangka, supaya tidak menimbulkan salah persepsi dan tidak menciptakan permusuhan termasuk kesalahpahaman terhadap aparat, itu penting," kata Ainul kepada detikcom di Surabaya, Senin (14/9/2020).
"Kami sangat menyayangkan ada kejadian seperti ini. Berarti keamanan para ustaz, dai kita ini menjadi perhatian dan perlu peningkatan keamanan dan artinya perlu para aparat menjadikan hal ini sebagai satu evaluasi," imbuhnya.
Tak hanya itu, Ainul meminta polisi jangan sampai sembrono dengan menyimpulkan pelaku berinisial AA (24) sebagai orang gila. Karena butuh pemeriksaan dan pengusutan mendalam.
"Kita tidak boleh sembrono untuk menyimpulkan seperti itu, maka kita perlu untuk melakukan pengusutan secara tuntas. Sebab jika berulang kali disimpulkan orang gila, tanpa melalui proses prosedur yang bisa dipertanggungjawabkan, ini semakin memantik spekulasi dari masyarakat untuk menafsirkan macam-macam. Justru itu kita berharap agar kasus ini dibuka siapapun pelakunya dan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," papar Ainul.
Ainul juga ingin polisi mengungkap motif sesungguhnya yang membuat pelaku melakukan penulusan. Terlebih, Ainul meyakini Syekh Ali Jaber merupakan ulama yang baik dan memiliki banyak penggemar.
"Kita tahu track record Syekh Ali Jaber ini sebetulnya beliau adalah ustaz yang lurus lurus saja dan tidak ada masalah baik dari sikon dan dakwahnya, banyak penggemarnya. Apa lagi selama COVID-19 beliau banyak membantu program pemerintah misalnya sosialisasi protokol COVID-19 dan ini tau-tau beliau tidak aman. Berarti kita mendorong petugas keamanan polisi untuk menelusuri secara transparan sekaligus untuk mengevaluasi memberikan keamanan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar