Rabu, 30 Mei 2018

Khutbah judul nujulul qur'an

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺍﻟّﺬِﻯْ ﺍَﻛْﺮَﻡَ ﻣَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ ﺑِﻤَﺤَﺒَّﺘِﻪِ , ﻭَﺍَﻭْﻋَﺪَ ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻟَﻔَﻪُ ﺑِﻐَﻀَﺒِﻬِﻮَﻋَﺬَﺍﺑِﻪِ ,

ﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥْ ﻻَ ﺍِﻟﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺍَﻥَّ ﺳَﻴْﺪَﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺍَﺭْﺳَﻠَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻬُﺪَﻯ ﻭَﺩِﻳْﻦِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻟِﻴُﻈْﻬِﺮَﻩُ ﻋَﻠﻰ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﻛُﻠِّﻪِ .

ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴْﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮِ ﺧَﻠْﻘِﻪِ , ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺟَﺎﻫَﺪُﻭْﺍ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴْﻠِﻪِ . ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ :

ﻓَﻴَﺎﺍَﻳُّﻬَﺎﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺍِﻻَّ ﻭَﺍَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah swt

Memasuki hari ke-17 kita berpuasa, baik kita mengenang akan peristiwa paling bersejarah dalam sejarah umat manusia, yaitu peristiwa nuzulul qur’an (turunnya al-qur’an).

Bulan ini adalah bulan yang mulia karena didalamnya diturunkannya al-qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw, penutup risalah nabi-nabi sebelumnya.

Kandungannya mencakup dan menyentuh berbagai aspek tata nilai kehidupan umat manusia, berlaku sepanjang masa dan untuk dapat menjadi pedoman bagi semua bangsa.

Sebagai sabda yang langsung diturunkan dari langit, dengan membawa pesona yang begitu mengagumkan, fenomena al-qur’an telah mengundang reaksi umat manusia sepanjang zaman.

Ada yang menjunjung tinggi setinggi langit dan ada menistakannya begitu keji.

Dan awal kemunculannya saja, al-qur’an sudah dianggap sihir bagi para penentang Muhammad saw.

Namun demikian banyak juga dari para orientalis yang dapat mengkaji al-qur’an secara obyektif dan mengundang keterpesonaan mereka akan pengaruh al-qur’an bagi para penganutnya.

Berikut beberapa kutipan ungkapan mereka tentang al-qur’an:

Terkait dengan nada dan lagam bahasa ini, Quraish Shihab mengutip pendapat Marmaduke -cendikiawan Inggris- ia mengatakan bahwa Al-Qur`an mempunyai simponi yang tidak ada taranya dimana setiap nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka cita.

Dan selanjutnya Quriaish Shihab mengutip komentar salah seorang orientalis yang bernama Gibb tentang A-lqur’an:

“tidak ada seorangpun dalam seribu lima ratus tahun ini yang telah memainkan alat bernada nyaring demikian mampu serta berani dan yang demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya seperti yang dibaca Muhammad saw., yakni Al-qur’an”.

Kalaulah ada simponi lagu terindah yang pernah menggugah rasa, maka Al-qur’an hadir menghanyutkan perasaan kita sepanjang masa.

Kalaulah ada ungkapan puitis terindah yang pernah membius jiwa, maka Al-qur’an adalah maha karya terbaik yang menjadi inspirasi setiap pujangga.

Ia adalah kitab yang akan terus dibaca sepanjang masa, menjadi pelipur lara bagi jiwa yang berduka, menjadi penyejuk dalam seringai senyum bahagia.

Al-qur’an, tidak akan bosan kita membaca dan mendengarkannya, tidak akan usang spirit dan makna yang dikandungnya.

Bagai mata air yang tak akan pernah kering menjadi sumber hidup budaya dan peradaban setiap generasi.

Jamaah Jum’at yang mulia
Al-qur’an turun ditengah kehancuran akhlak, prolem sosial politik, ekonomi masarakat arab jahiliyah pada saat itu, maka kehadiran al-qura’an disebut-sebut juga sebagai revolusi besar umat dalam sejarah.

Sebagai risalah terakhhir-penyempurna dari risalah nabi-nabi sebelumnya, ajarannya mencakup berbagai aspek kehidupan ;

menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi umat manusia.

Berisi kisah-kisah sejarah, falsafah hidup, berbagai hikmah, kemuliaan, keteladanan dan pesan-pesan moral luhur dan maha agung.

Dan kehadiran al-qur’an menjadi pijakan dari bangunan peradaban yang amat mengesankan dari awal kemunculannya sampai kita rasakan saat ini.

Masalahnya sekarang, masihkah kita bersama al-qur’an? Al-qur’an telah melahirkan generasi qur’ani pada awal-awal perkembangan islam, manakala negeri-negri islam pada saat itu menjadi rujukan bagi negeri diseluruh dunia dari berbagai segi ; dari kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologinya serta kemapanan ekonominya.

Disamping itu juga islam banyak melahirkan tokoh ilmuwan ternama dunia dari berbagai bidangnya.

Hal itu disebabkan karena mereka menjadikan alqur’an sebagai spirit hidup mereka.

Dan saat ini, kita merasakan hidup dalam karut marut negeri islam beserta hancurnya bangunan peradaban, budaya serta moral pemeluknya.

Maka harus jujur kita akui, bahwa kita sudah semakin jauh dari tuntunan Al-qur’an.

Dan hal ini telah diisyaratkan dalam alqur’an :

Al-qur’an menjelaskan bahwa di hari kemudian hari nanti rasulullah saw. Akan mengadu kepada Allah swt. Beliau berkata,

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻳَﺎﺭَﺏِّ ﺇِﻥَّ ﻗَﻮْﻣِﻲ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺀَﺍﻥَ ﻣَﻬْﺠُﻮﺭًﺍ

“wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku/umatku telah menjadikan al-qur’an ini sebagai sesuatu yang mahjura (QS.al-furqon (25):30).

Menurut Ibn al-Qayyim, banyak hal yang dicakup oleh kata mahjura, antara lain :

Tidak tekun mendengarkannya
Tidak mengindahkan halal dan haramnya walau dipercaya dan dibaca

Tidak menjadikannya rujukan dalam menetapkan hukum menyangkut ushuludin (prinsip-prinsip ajaran agama) dan rinciannya.

Tidak berupaya memikirkan dan memahami apa yang dikehendaki oleh Allah yang menurunkannya

ﺃَﻗُﻮْﻝُ ﻗَﻮْﻟِﻲْ ﻫَﺬﺍ، ﻭَﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢَ ﻟِﻲْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ، ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮْﺭُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢُ.

Khutbah II
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺍَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺑِﺎﻻﺗِّﺤَﺎﺩِ ﻭَﺍْﻻِﻋْﺘِﺼَﺎﻡِ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻤَﺘِﻴْﻦَ .

ﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥْ ﻻَّ ِﺍﻟﻪَ ِﺍﻻَّ ﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﺍِﻳَّﺎﻩُ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﻭَﺍِﻳَّﺎﻩُ ﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻦَ ,

ﻭَﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥَّ ﻣُﺤَﻤّﺪً ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺍﻟْﻤَﺒْﻌُﻮْﺙُ ﺭَﺣْﻤَﺔً ﻟِّﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ .

ﺍَﻟّﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟِﻪِ ﻭَﺍَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﺍَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ . ﺍَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ :

ﻓَﻴَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩَﺍﻟﻠﻪ ﺍِﺗَّﻖُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟﻤَِﻴْﻦَ . ﻭَﺳَﺎﺭِﻋُﻮْ ﺍِﻟﻰ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢِ .

ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮْﺍ ﺍَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﻠَﻰ ﺑَﺪَﺃَ ﻓِﻴْﻪِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﺛَﻨَّﻰ ﺑِﻤَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﺍﻟْﻤُﺴَﺒِّﺤَﺔِ ﺑِﻘُﺪْﺳِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ ﻛِﺘَﺎﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳْﺰ .

ﺍِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰ ﻳَﺎﺍَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍَﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ .

ﺍَﻟّﻠﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﺍَﻻْﺣْﻴَﺎﺀِ ﻣِﻨْﻬُﻢُ ﺍْﻻَﻣْﻮَﺍﺕِ ﺍِﻧَّﻚَ ﺳَﻤِﻴْﻊٌ ﻗَﺮِﻳْﺐٌ ﻣُّﺠِﻴْﺐُ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺍﺕِ

ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﺗِﻨَﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻓِﻰ ﺍْﻻَﺧِﺮَﺓِ ﺣَﺴَﻨَﻪً ﻭَّﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ .

ﻋِﺒَﺎﺩَﺍﻟﻠﻪ , ﺍِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺄْﻣُﺮُ ﺑِﺎﻟْﻌَﺪْﻝِ ﻭَﻻِْﺣْﺴَﺎﻥَ ﻭَﺍِﻳْﺘَﺎﺉِ ﺫِﻯ ﺍﻟْﻘُﺮْﺑَﻰ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻔَﺨْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮْ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻲ ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭْﻥَ .

ﻓَﺎﺫْﻛُﺮُﻭْﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢَ ﻳَﺬْﻛُﺮْﻛُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺌَﻠُﻮْﻩُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ ﻳُﻌْﻄِﻜُﻢْ

ﻭَﻟَﺬِﻛْﺮُﺍﻟﻠﻪَ ﺍَﻛْﺒَﺮَ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻳَﺼْﻨَﻌُﻮْﻥَ ﺍَﻗِﻴْﻤُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﻠﻮﺓَ .

Jamaah jum’at yang bahagia
Maka tugas kita adalah mengembalikan kembali elan vital fungsi dari al-qur’an bagi umat, dan mengembalikan cahaya qur’an untuk menerangi kembali tata hidup dan kehidupan kita sebagai mana generasi awal islam.

Dengan cara bagaimana? Tentunya dengan bersungguh-sungguh mempelajari al-qur’an serta mengamalkannya, Allah telah memudahkan al-Qur’an itu untuk dipelajari sebagaimana firmanNya :

ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﻳَﺴَّﺮْﻧَﺎ ﺍﻟْﻘُﺮْﺀَﺍﻥَ ﻟِﻠﺬِّﻛْﺮِ ﻓَﻬَﻞْ ﻣِﻦ ﻣُّﺪَّﻛِﺮ
ٍ
“Dan Sesungguhnya telah kami Mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qomar :17, 22, 32, 40)

Bagi para orang tua, banyaklah menyimak para ahli-ahli tafsir atau membaca buku-buku yang banyak berbicara tentang kandungan al-qur’an.

Bagi anak-anak atau remaja, saat ini banyak lembaga-lembaga TPA atau madrasah yang mempelajari dasar-dasar al-qur’an, maka selayaknya itu diikuti dengan baik.

Dan semua itu harus didasari dengan niat yang tulus untuk mencintai al-qur’an dan menciptakan generasi qur’ani.

Dan yang terpenting kita ketahui adalah dengan mencintai al-qur’an (membaca dan mempelajarinya), maka tentunya akan menjadi syafaat bagi kita dan keluarga kita pada yaumul qiyamah kelak. Amin.

Sabda rasulullah s.a.w.:
"Dari Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah ia berkata, "Barangsiapamembaca Al Quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam syurga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka."

YD1JNI

Selasa, 29 Mei 2018

CAGUB JABAR DEDDY MIZWAR WASPADAI PEREDARAN e-KTP PALSU

Bandung - Cagub Jabar Deddy Mizwar waspadai peredaran KTP elektronik palsu jelang pelaksanaan Pilgub pada 27 Juni mendatang.

Berbagai upaya disiapkan untuk mengawasi proses pemilihan yang dilakukan.

"Kita awasi nanti, di TPS (tempat pemungutan suara) juga sama (akan kita awasi), nanti kita beri pembekalan kepada saksi, bagaimana (langkah yang harus dilakukan) saat petugas TPS menerima KTP palsu," kata Deddy, dalam siaran pers yang diterima, Selasa (29/5/2018).

Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu ditemukan dua dus berisi e-KTP palsu di kawasan Bogor.

Demiz sapaan akrab Deddy Mizwar juga mengaku telah mendengar kemungkinan beredarnya e-KTP palsu sejak tiga bulan lalu.

Namun belum diketahui secara pasti kapan dan di mana e-KTP palsu itu akan diedarkan di Jabar.

Berdasarkan informasi, Deddy mengungkapkan, e-KTP palsu itu kemungkinan bakal disebar di daerah-daerah pinggiran seperti pesisir pantai selatan Jabar dari mulai Sukabumi, Cianjur dan Garut.

Untuk itu dia meningkatkan agar petugas untuk lebih jeli dan berhati-hati kepada pemilih tidak dikenal yang bukan penduduk setempat.

"Nanti di TPS para saksi kita kasih pembekalan, kalau ada dua tiga orang sudah menggunakan e-KTP tanpa terdaftar, itu harus dicurigai, betul nggak dia warga RT tersebut.

Kalau tidak, langsung saja ditangkap," tegasnya.

Selain itu, lanjut Demiz, saat proses penghitungan suara para saksi diminta untuk mengawasi dengan seksama bagaimana kerja para petugas TPS.

Jangan sampai terjadi kecurangan saat proses penghitungan suara.

"Nanti juga (saat proses penghitungan) kita awasi, bagaimana akumulasi pemungutan suara.

KPU juga jangan main-main bisa masuk penjara.

Saya mengingatkan saja," ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, jika sudah memasuki proses penghitungan suara, para saksi juga harus mengamati dengan seksama bagaimana kerja para petugas TPS.

"Nanti juga kita awasi, bagaimana akumulasi pemungutan suara.

KPU juga jangan main-main, bisa masuk penjara. Saya mengingatkan saja," tegasnya.

Langkah pengawasan ini dilakukan karena khawatir peredaran e-KTP palsu bakal terjadi secara masif.

Bahkan jumlahnya diprediksi mencapai jutaan keping e-KTP palsu.

"Ini jutaan KTP palsu yang masuk di seluruh Jawa barat, bukan sedikit.

Yang jatuh kan satu karton, yang jalan satu truk," katanya.

Meski begitu, dia tetap optimistis bisa merebut kemenangan pada 27 Juni mendatang.

Berbagai hambatan yang selama ini dialaminya menjadi sinyal kemenangan pasangan Deddy-Dedi.

"Dengan masuknya e-KTP palsu, dicopotnya alat peraga kampanye kita, saya tidak diberi kesempatan cari nafkah melalui karya sinetron, itu tanda-tanda kemenangan sudah sangat dekat," ujarnya.

Yd1jni

Senin, 28 Mei 2018

NUJULUL QUR'AN

Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama
Islam ) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan

“Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.

Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu sekitar 23 tahun.

” (HR. Thobari, An Nasai dalam Sunanul Kubro, Al Hakim dalam Mustadroknya, Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah.

Hadits ini dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Ibnu Hajar pun menyetujui sebagaimana dalam Al Fath, 4: 9).

Wahyu, Waktu dan tempat kejadian
Sedangkan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang bila diterjemahkan menjadi :

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam sedang berada di Gua Hira , ketika tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut.

Adapun mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian menyakini peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18 berdasarkan riwayat Ibnu Umar ), sebagian lainnya pada bulan Rajab pada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan Ramadhan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 ( Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo'

Minggu, 27 Mei 2018

Aksi pria tersebut direkam. Videonya tersebar melalui media sosial.

Bandung -Geng motor kembali berulah.

Di Kota Bandung seorang pria diduga anggota geng motor mengganggu aktivitas pengendara.

Aksi pria tersebut direkam. Videonya tersebar melalui media sosial.

Wartawan  mendapatkan video tersebut melalui aplikasi pesan WhatsApp, Senin (28/5/2018).

Video berdurasi singkat tersebut memperlihatkan kelakuan anggota salah satu geng motor.

Dalam video berdurasi 25 detik, terlihat seorang pria tengah dibonceng sepeda motor.

Di depan motor pria tersebut, ada motor lain yang tengah mengibar-ngibarkan bendera geng motor tersebut.

Salah satu motor tampak berkendara ugal-ugalan. Motor kerap menyerempet ke sisi arah pengendara lain yang melaju di arah berlawanan.

Satu orang pria yang dibonceng, tampak bertindak seenaknya. Pria yang memakai jaket hitam itu memegang senjata tajam terlihat seperti golok.

Pria tersebut mengacungkan-acungkan golok ke pengendara yang di arah berlawanan.

Dari informasi yang dihimpun, aksi tersebut terjadi di kawasan Arcamanik, Kota Bandung pada Sabtu (26/5) sore.

Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo mengatakan pihaknya sudah mengetahui adanya video itu.

Saat ini, pihaknya tengah menyelidiki pria tersebut.

"Kita sedang selidiki agar bisa segera ditangkap," ucap Hendro saat ditemui di sela-sela kunjungan Kapolda Jabar di Mapolres Tasikmalaya Kota.

Seorang warga Ujungberung Annisa Insani mengaku resah dengan peristiwa tersebut.

"Sangat meresahkan dan membahayakan. Polisi harus menindak," ujar Nisa (28).

Sejumlah warganet juga memberikan komentarnya di media sosial.

Salah satunya pemilik akun instagram @dwikygustianm.

"Sudah jelas itu genk motor kenapa malah di ijin legalkan menjadi ormas? Sampai kapan? Sampai korban bertambah dan kejahatan mewabah?," tulisnya.

YD1JNI

Rabu, 23 Mei 2018

DO'A KAMILIN

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺃَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﺑِﺎْﻹِﻳْﻤَﺎﻥِ ﻛَﺎﻣِﻠِﻴْﻦ . ﻭَﻟِﻠْﻔَﺮَﺍﺋِﺾِ ﻣُﺆَﺩِّﻳْﻦ . ﻭَﻟِﻠﺼَّﻼَﺓِ ﺣَﺎﻓِﻈِﻴْﻦ . ﻭِﻟِﻠﺰَّﻛَﺎﺓِ ﻓَﺎﻋِﻠِﻴْﻦ . ﻭَﻟِﻤَﺎ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻃَﺎﻟِﺒِﻴْﻦ . ﻭَﻟِﻌَﻔْﻮِﻙَ ﺭَﺍﺟِﻴْﻦ . ﻭَﺑِﺎﻟْﻬُﺪﻯ ﻣُﺘَﻤَﺴِّﻜِﻴْﻦ . ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﻠَّﻐْﻮِ ﻣُﻌْﺮِﺿِﻴْﻦ . ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺯَﺍﻫِﺪِﻳْﻦ . ﻭَﻓِﻲ ﺍْﻵﺧِﺮَﺓِ ﺭَﺍﻏِﺒِﻴْﻦ . ﻭَﺑِﺎﻟْﻘَﻀَﺎﺀِ ﺭَﺍﺿِﻴْﻦ . ﻭَﻟِﻠﻨَّﻌْﻤَﺎﺀِ ﺷَﺎﻛِﺮِﻳْﻦ . ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺍﻟْﺒَﻼَﺀِ ﺻَﺎﺑِﺮِﻳْﻦ . ﻭَﺗَﺤْﺖَ ﻟِﻮَﺍﺀِﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺳَﺎﺋِﺮِﻳْﻦ . ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺤَﻮْﺽِ ﻭَﺍﺭِﺩِﻳْﻦ . ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺩَﺍﺧِﻠِﻴْﻦ . ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِﻧَﺎﺟِﻴْﻦ . ﻭَﻋَﻠﻰ ﺳَﺮِﻳْﺮِﺍﻟْﻜَﺮَﺍﻣَﺔِ ﻗَﺎﻋِﺪِﻳْﻦ . ﻭَﻣِﻦْ ﺣُﻮْﺭٍ ﻋِﻴْﻦٍ ﻣُﺘَﺰَﻭِّﺟِﻴْﻦ . ﻭَﻣِﻦْ ﺳُﻨْﺪُﺱٍ ﻭَﺇِﺳْﺘَﺒْﺮَﻕٍ ﻭَّﺩِﻳْﺒَﺎﺝٍ ﻣُّﺘَﻠَﺒِّﺴِﻴْﻦ . ﻭَﻣِﻦْ ﻃَﻌَﺎﻡِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺍﻛِﻠِﻴْﻦ . ﻭَﻣِﻦْ ﻟَﺒَﻦٍ ﻭَّﻋَﺴَﻞٍ ﻣُﺼَﻔًّﻰ ﺷَﺎﺭِﺑِﻴْﻦ . ﺑِﺄَﻛْﻮَﺍﺏٍ ﻭَﺃَﺑَﺎﺭِﻳْﻖَ ﻭَﻛَﺄْﺱٍ ﻣِﻦْ ﻣَﻌِﻴْﻦ . ﻣَﻊَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺃَﻧْﻌَﻤْﺖَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟﺼِّﺪِّﻳْﻘِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦ . ﻭَﺣَﺴُﻦَ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺭَﻓِﻴْﻘًﺎ . ﺫَﺍﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻛَﻔﻰ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻋَﻠِﻴْﻤًﺎ . ﺃَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﻫﺬَﺍﺍﻟﺸَّﻬْﺮِﺍﻟﺸَّﺮِﻳْﻔَﺔِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻌَﺪَﺍﺀِ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﻮْﻟِﻴْﻦ . ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍْﻷَﺷْﻘِﻴَﺎﺀِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺩُﻭْﺩِﻳْﻦ . ﻭَﺻَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠﻰ ﺍﻟِﻪ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ . ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦ . ﻭَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ
Yd1jni

MANFAAT SYAUM BAGI KESEHATAN

Oleh  : Ustadz Yachya Yusliha.

TIDAK hanya mendapat imbala pahala yang berlimpah, orang yang berpuasa –khususnya di bulan Ramadhan- juga akan mendapatkan manfaat sehat.

Jika berpuasa dilakukan secara benar, berbagai jenis penyakit seperti stress, diabetes mellitus, darah tinggi, kolesterol, maag, hingga kegemukan dapat dikendalikan.

Mari perhatikan cara makan kita saat sedang tak berpuasa.

Sejak bangun tidur hingga tidur lagi, berapa banyak kudapan yang masuk ke dalam saluran cerna kita? Saluran pencernaan bekerja tiada henti untuk mengolah makanan dan minuman yang kita konsumsi sepanjang hari.

Hal itu berlangsung rutin setiap hari, apalagi bila puasa sunnah jarang kita kerjakan.

Dengan berpuasa, saluran pencernaan, khususnya usus beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam dapat beristirahat selama kurang lebih 14 jam.

Masa istirahat itu sangat penting bagi keberlangsungan organ vital tersebut.

Plusnya Berpuasa
Yang pertama kali harus dilakukan sebelum berpuasa adalah meluruskan niat karena akan berdampak pada kesuksesan berpuasa.

Orang yang memiliki pikiran negatif, secara psikologis akan berdampak negatif pula pada saat ia menjalani puasa; merasa lemas, pusing, tidak bertenaga, juga tidak bersemangat beraktivitas.

Namun, bila ia memiliki pikiran positif, maka akan berpengaruh positif pula.

Berpuasa sering dikhawatirkan akan menyebabkan seseorang mengalami penurunan gula darah dan zat-zat penting lain yang akan mempengaruhi kesehatan.

Hal ini dibantah oleh penelitian yang dilakukan Dr Soliman dari University Hospital, Jordan dan Dr F Azizi dari the University of Medical Science, Iran (Ummi; 2003).

Kedua studi itu membuktikan bahwa puasa Ramadan tidak menyebabkan dampak yang membahayakan.

Namun, justru memberikan dampak positif bagi berat badan dan metabolisme lemak.

Berpuasa juga berbeda dengan diet, meskipun keduanya sama-sama membuat seseorang tidak makan dan minum selama beberapa lama.

Dalam al-janib al-thibby min al-shawm al-islami, Dr Shahid Athar menguraikan perbedaan tersebut.

Pertama, berpuasa tidak akan menyebabkan malnutrisi atau kekurangan asupan kalori sepanjang tidak ada pemaksaan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi sejak sahur hingga waktu berbuka.

Hal ini dibuktikan oleh MM Husaini pada tahun 1974, saat ia melakukan riset analisis diet pada mahasiswa muslim di universitas Dakota, State University, selama bulan Ramadhan.

Kedua, puasa Ramadhan dilakukan dengan penuh kesadaran untuk beribadah, bukan paksaan dari dokter.

Pada pusat kesadaran (hipotalamus) kita tedapat pusat yang berfungsi untuk mengatur masa tubuh di otak yang bernama lipostat.

Lipostat tidak dapat menyadari apakah sesuatu itu normal atau tidak apabila terjadi perubahan badan secara drastic akibat diet ketat.

Saat diet ketat sudah tidak dilakukan maka berat badan akan cepat kembali pada ukuran semula.

Jadi, cara yang paling efektif untuk mendapatkan berat badan ideal adalah dengan kendali diri dan penurunan berat badan bertahap yang dapat dicapai dengan mengubah perilaku makan secara bertahap.

Ketiga, puasa tidak mengharuskan kita melakukan diet terhadap makanan tertentu saja seperti hanya buah, protein dan atau lainnya.

Saat sahur ataupun berbuka kita boleh mengkonsumsi aneka jenis makanan, namun, dalam jumlah yang tidak berlebih-lebihan.

Keempat, salat tarawih yang dilakukan setelah makan malam dapat membantu proses metabolisme makanan.

Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk salat tarawih kira-kira 200 kalori. Jumlah pembakaran kalori ini akan berhubungan dengan penurunan berat badan.

Kelima, puasa ramadan merupakan latihan disiplin.

Bagi mereka yang merokok, atau kopi mania, inilah saat yang baik untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan tersebut.
Menjinakkan Penyakit
Puasa akan mengaktifkan sistem pengendalian kadar gula darah.

Apabila kadar gula turun, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada di hati mulai kita gunakan.

Namun, bagi penderita penyakit hati yang berat seperti sirosis (pembengkakan) hati, dianjurkan untuk tidak berpuasa karena beiesiko terjadi penurunan gula darah (hipoglikemia).

Hal itu terjadi akibat cadangan glikogen hati sangat berkurang.
Puasa juga merupakan kesempatan menurunkan berat badan bagi yang gemuk, dengan cara tidak makan berlebihan pada waktu buka, sehabis buka dan sewaktu sahur.

Kadar lemak darah, kolesterol dan trigliserida bisa berkurang karena tingkat konsumsi makanan kudapan seperti gorengan dan makanan bersantan berkurang.

Bagi penderita darah tinggi (hipertensi), tekanan darah dapat turun jika selama berbuka hingga sahur tidak makan makanan yang asin-asin dan tidak lupa minum obat pada waktu sahur.

Pada penderita penyakit gula (diabetes mellitus) khususnya yang berbadan gemuk, puasa dapat mengontrol gula darah.

Namun, tidak semua penderita diabetes mellitus atau kencing manis aman untuk menjalankan puasa.

Penderita diabetes aman untuk berpuasa bila kadar gulanya kurang dari 200 mg/dl.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit jantung sejak tahun 2007 adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 220.000 (jiwa) setiap tahun.

Jumlah kasusnya melampaui penyakit tuberkulosis yang jumlah kematiannya 127.000 jiwa.

Angkanya makin bertambah tiap tahun akibat perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang suka tak sehat; mengudap makanan tinggi lemak, gemar merokok, menenggak alkohol berlebihan serta kurang beraktivitas fisik (olah raga).

Provinsi Aceh menduduki urutan pertama penyakit jantung di Indonesia, yakni 12,6 persen.

Sementara Lampung menempati urutan terakhir, yaitu 2.6 persen.

Terapi puasa untuk pengobatan stress telah diuji coba di klinik dekat Pymont, Jerman.

Dokter ahli jiwa di rumah sakit tersebut, Dr. Otto Buchinger dan kawan-kawannya telah banyak menyembuhkan pasien dengan terapi puasa.

Penyembuhan meliputi penyakit fisik dan kejiwaan, disebut juga psiko-fisio terapi. Setelah pasien dirawat secara medis sekitar 2-4 minggu dan berdisiplin puasa, ternyata mereka lebih cepat sehat dan segar kembali baik fisik maupun mentalnya.

Juga lebih bergairah hidup.
Sedangkan Dr Yuli Nekolar, dari
Moscow Institute of Psychiatry
melaporkan hasil risetnya bahwa upaya penyembuhan secara medis yang disertai dengan terapi puasa, hasilnya lebih baik dan cepat.

Bebagai penyakit antara lain jantung, ginjal, kanker, hipertensi, depresi, diabetes, maag, dan insomania, juga dapat disembuhkan dengan terapi puasa.

Jangan Balas Dendam
Banyak orang yang salah strategi pada saat berbuka puasa.

Karena telah menahan diri selama beberapa jam, maka saat berbuka langsung “balas dendam” dengan makan dalam porsi banyak beraneka jenis makanan yang terhidang.

Hal itu sangat tidak baik bagi kesehatan. Selain akan membuat saluran pencernaan kaget, biasanya tidak akan bersemangat menjalankan ibadah selanjutnya.

Sebaiknya, makanlah secara teratur untuk buka puasa dan sahur dengan menu seimbang.

Maksudnya adalah makanan yang terdiri dari karbohidrat 50-60%, protein 10-20%, lemak 20-25%, cukup vitamin dan mineral dari sayur dan buah.

Selain itu, cukup serat dari sayuran untuk memperlancar buang air besar.

Cukup cairan dengan minum kurang lebih 7-8 gelas sehari terdiri dari 3 gelas waktu sahur dan 5 gelas dari berbuka sampai sebelum tidur.

Dari uraian di atas semakin nyata bagi kita bahwa secara ilmiah shaum (puasa) itu membawa banyak manfaat bagi
shaim (yang berpuasa).

Hal ini diakui oleh ilmuwan-ilmuwan non-muslim yang meniru bahkan menganjurkan pola makan seperti shaum yang mengurangi asupan makanan serta mengatur frekuensi maupun mengatur jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Pembuktian lain menyatakan bahwa asupan makan yang lebih rendah 10-15 % dari kebutuhan tubuh akan menyebabkan beban organ tubuh (yang berhubungan dengan pencernaan, distribusi, pemakaian, dan pembuangan sisa makanan) berkurang sehingga akan memperlambat proses penuaan atau penurunan fungsi organ tersebut.

Hal ini akan berefek pada kondisi kesehatan dan harapan hidup yang lebih panjang. Inilah salah satu makna yang terkandung dalam salah satu firman-Nya.

ﻭَﺃَﻥ ﺗَﺼُﻮﻣُﻮﺍْ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَّﻜُﻢْ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ
َ
“…Dan puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 184)
Rasulullah 15 abad silam menegaskan, “shumu tashihhu (berpuasalah kalian niscaya akan sehat)”.

Dari segi tata bahasa Arab, kata shumu merupakan kata perintah sekaligus syarat bagi tashihhu yang menjadi jawab al-syarthi.

Artinya, jika mau sehat maka syaratnya adalah berpuasa. al shihhatu tajun la yaraha illal mardha; kesehatan itu mahkota yang tidak dapat dilihat kecuali oleh yang sakit”, demikian salah satu mahfuzhat (kata-kata mutiara) Arab mengatakan. Dus, mau sehat? Shaum aja lagi…!

Penulis adalah alumni Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pendiri dan pemilik RUMAN (Rumoh Baca Aneuk Nanggroe) Banda Aceh

YD1JNI

Minggu, 20 Mei 2018

OBSESI SEBELUM BUKA

Oleh : Ustadz Yachya Yusliha

*Cara berbuka puasa menurut sunnah*

Tata cara berbuka puasa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam selaku panutan kita, bisa dilihat dari beberapa haditsnya, di antaranya sebagai berikut :

1. Menyegerakan berbuka. 
Ketika waktu maghrib telah tiba, kita disunnahkan untuk segera berbuka, tanpa menunggu adzan selesai. Karena di situlah terdapat kebaikan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa berada di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka”. (Shahih Bukhari 4/173 dan Shahih Muslim no. 1093)

2. Berbuka Sebelum Shalat Maghrib.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka sebelum melaksanakan shalat Maghrib. Hal ini diceritakan oleh Anas Ibn Malik dengan sanad yang Hasan :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan beberapa butir ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.” (Musnad Imam Ahmad, 3/163, Sunan Abu Dawud, 2/306, Sunan Tirmidzi 93/70)

3. Berbuka dengan korma atau air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan korma basah, kalau tidak ada korma basah dengan korma kering, kalau tidak ada korma kering dengan seteguk air. Sebagaimana hadits di atas pada nomor 2.

4. Sebelum makan atau minum, ucapkanlah ‘bismillah’ sebagaimana yang dituntunkan dalam Islam agar makan kita menjadi barokah, artinya mendatangkan kebaikan yang banyak. Sebagaimana ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala (yaitu membaca ‘bismillah’). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” (Sunan Abu Daud no. 3767 dan Sunan At-Tirmidzi no. 1858)

5. Berdo’a setelah berbuka.
Ada beberapa do'a yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi yang paling shahih adalah do’a ma’tsur dari Abdulloh Ibn Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, jika telah berbuka mengucapkan :

ذَهَبَ الظَّمَاءُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ اْلأَجرُ إِنْ شَاءَاللَّهُ

“Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah” (Sunan Abu Dawud 92/306, Mustadrok Al-Hakim 1/422, Sunan Ad-Daruquthni 2/185)

Wallahu a'lam

MENJAGA KESEMPURNAAN PUASA

Oleh : Ustadz Yachya Yusliha.

Ada sahabat bertanya tentang kesempurnaan puasa yang dikirim melalui message di inbox, berikut saya mencoba memberikan sedikit jawaban yg saya referensikan dengan Al Qur'an dan Assunah, semoga jawaban yang sedikit belum memuaskan, sehingga membuka pintu utk belajar dan mencari ilmu, merenung dan mengamalkannya
saya mencoba menggolongkan kesempurnaan puasa ada enam yaitu:

ﺇﻥَّ ﺍﻟـﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠّﻪِ ﻧَـﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩُ، ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻠَﺎ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻠَﺎ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥ ﻻَّ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُـﺤَﻤَّﺪﺍً ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪ . ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻤُﻮﺗُﻦَّ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥ َ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻟًﺎ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺎﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﺴَﺎﺀَﻟُﻮﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴﺒًﺎ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻗَﻮْﻟًﺎ ﺳَﺪِﻳﺪًﺍ ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ KESEMPURNAAN SYAUM

Pertama: Menundukkan Pandangan dan menahan dari memandang ke setiap hal yang dicela dan di benci Allah dan pada hal yang menyibukkan hati dan melalaikan dari mengingat Allah Azza wajalla

Rasulullah bersabda: “Pandangan adalah salah satu anak panah beracun di antara anak panah Iblis, semoga Allah swt melaknatinya.

Barang siapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah memberinya keimanan yang merupakan kelezatan dalam hatinya.” (HR.Hakim)

Kedua: Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, gunjingan, kekejian, perkataan kasar, pertengkaran dan perdebatan dengan cara berdiam, menyibukkan dengan dzikrullah dan Tilawah Al Qur'an

“Sesungguhnya puasa itu tidak lain adalah perisai; apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula bertindak bodoh; dan jika ada seseorang yang menyerangnya atau mencacinya maka hendaklah ia mengatakan sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.” [HR. Bukhari & Muslim

Ketiga: Menahan pendengaran dari mendengarkan setiap hal yang dibenci (makruh) karena setiap yg diharamkan perkataannya diharamkan pula mendengarkannya.

Allah SWT menyetarakan orang yang mendengarkan dan yang memakan barang yang haram, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS Al-Maidah: 42)

Keempat: Menahan berbagai anggota badannya dari berbagai dosa; seperti menahan tangan dan kaki dari hal-hal yang di benci, menahan perut dari berbagai syubhat pada waktu tidak puasa.

Tidak ada artinya berpuasa dari yang halal, tapi berbuka puasa dengan yang haram.

Barang yang haram adalah racun yang menghancurkan agama, sedangkan barang yang halal adalah obat yang bermanfaat bila dikonsumsi sedikit tetapi berbahaya bila terlalu banyak

“Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.” (HR. Nasa'i & Ibnu Majah)

Kelima: Tidak memperbanyak makanan yang halal pada saat berbuka puasa sampai penuh perutnya.

Tujuan puasa ialah pengosongan dan menundukkan nafsu untuk memperkuat jiwa mencapai taqwa.

Dan esensi puasa adalah melemahkan berbagai kekuatan yang menjadi sarana syetan untuk kembali kepada keburukan.

Semua ini tidak akan tercapai kecuali dengan mengurangi makanan yang biasa di makan pada di tiap malam ketika tidak berpuasa.

Bahkan di antara adabnya adalah mengurangi tidur siang agar merasakan lapar kemudian berusaha agar setiap malam bisa bertahajjud beserta wiridnya sehingga hatinya menjadi jernih, karena bisa jadi syetan tidak mengitari hatinya dan dia bisa melihat berbagai keghaiban langit.

Keenam: Ber-ifthar dengan hati cemas dan harap, mengkhawatirkan ‘nilai’ puasanya.

Hendaklah hati dalam keadaan demikian di akhir setiap ibadah yang baru saja dilaksanakan.

Sebagian ulama’ berkata: ‘berapa banyak orang yang berpuasa sesungguhnya dia tidak berpuasa dan berapa banyak orang yang tidak berpuasa tetapi sesungguhnya dia berpuasa. Barokalohuliwalakum.... KHUTBAH KE DUA : ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ِﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧِﻪِ، ﻭَﺍﻟﺸُّﻜْﺮُﻟَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻮْﻓِﻴْﻘِﻪِ ﻭَﺍﻣْﺘَﻨَﺎﻧِﻪِ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﺗَﻐْﻈِﻴْﻤًﺎ ﻟِﺸَﺄْﻧِﻪِ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺍﻟﺪَّﺍﻋِﻰ ﺇِﻟَﻰ ﺭِﺿْﻮَﺍﻧِﻪِ . ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺒْﺪِﻙَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻚَ ﻧَﺒِﻴِّﻦَ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﻭَﺇِﺧْﻮَﺍﻧِﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ . Maka Allah swt pun berfirman : ﺍِﻥّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻠﺌِﻜَﺘَﻪُ ﻳَﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲْ ﻳَﺂﻳُّﻬَﺎﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ Doa pertama: ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻷَﺣْﻴَﺎﺀِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍْﻷَﻣْﻮَﺍﺕِ ﺇِﻧَّﻚَ ﺳَﻤِﻴْﻊٌ ﻗَﺮِﻳْﺐٌ ﻣُﺠِﻴْﺐُ ﺍﻟﺪَّﻋَﻮَﺍﺕ ِ “Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Maha dekat, Dzat yang mengabulkan doa.” Doa kedua: ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﻟِﺈِﺧْﻮَﺍﻧِﻨَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺳَﺒَﻘُﻮْﻧَﺎ ﺑِﺎﻟْﺈِﻳْﻤَﺎﻥِ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠْﻌَﻞْ ﻓِﻲْ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻨَﺎ ﻏِﻠًّﺎ ﻟِﻠَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻚَ ﺭَﺀُﻭﻑٌ ﺭَﺣِﻴﻢ ٌ “Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang .” Doa untuk kebaikan dunia dan akhirat ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭ ِ “Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari siksa neraka.”

YD1JNI

Sabtu, 19 Mei 2018

Yang membatalkan puasa

Oleh : Ustadz Yachya Yusliha.

Marhaban yaa Ramadan.

Selamat datang bulan Ramadan, bulan yang suci dan penuh Ramadan.

Pada bulan Ramadan, orang
Islam beriman diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh sebagai wujud ketakwaannya kepada Allah SWT.

Kewajiban untuk berpuasa dimulai dari sebuah ayat yang sering dibacakan, dikumandangkan, bahkan dihafal kaum muslimin, yaitu surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻛَﻤَﺎ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥ
َ
Terjemahannya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”

Puasa juga bagian dari rukun
Islam , yaitu rukun Islam ke-3.

Agar puasa sah dan kita bisa mendapatkan pahala, ada 2 syarat harus dipenuhi.

Pertama, yakni dalam keadaan suci dari haid dan nifas.

Syarat ini adalah syarat terkena kewajiban puasa dan sekaligus syarat sahnya puasa.

Jika Anda masih ingat pengalaman puasa di masa kecil, kalimat ini mungkin masih terdengar akrab bagi Anda, “jangan nangis, nanti puasanya batal, lho!”.

Tidak hanya mendengarnya, Anda mungkin juga pernah mengucapkannya kepada teman atau adik.

Tapi, apakah hal tersebut benar-benar dapat membatalkan puasa?

Hal-hal yang membatalkan puasa terkadang memang masih jadi perdebatan atau menyisakan tanda tanya.

Mulai dari soal menangis, marah, menelan ludah atau dahak, hingga mencicipi makanan.

Dari pada Anda ikut bertanya-tanya, berikut penjelasan mengenai hal-hal yang bisa membatalkan puasa.

Apakah menangis membatalkan puasa?

Kecuali Anda sengaja menangis dan menelan air matanya, menangis tidak membatalkan puasa, kok.

Apakah berkumur saat wudu membatalkan puasa?

Berkumur tidak membatalkan puasa dan tetap harus dilakukan dalam wudu karena merupakan kewajiban dalam wudu, baik bagi orang yang berpuasa ataupun yang lainnya.

Apakah merokok membatalkan puasa?

Merokok membatalkan puasa karena memasukkan suatu benda ke dalam salah satu lubang dalam tubuh hingga lambung dengan sengaja dan menimbulkan kenikmatan.

Apakah muntah membatalkan puasa?

Jika seseorang muntah dengan sengaja maka batallah puasanya.

Tapi jika tidak, maka tidak batal.

Apakah menelan dahak atau ludah membatalkan puasa?

Pada dasarnya tidak membatalkan namun ketika sudah sampai mulut, sebaiknya dibuang baik sedang puasa ataupun tidak.

Apakah mencicipi masakan membatalkan puasa?

Di perbolehkan bagi orang yang berpuasa untuk mencicipi makanan jika dibutuhkan.

Caranya dengan meletakkan diujung lidah, dirasakan, lalu dikeluarkan/diludahkan, dan tidak ditelan sedikitpun.

Jika sekarang Anda sudah tidak bertanya-tanya tentang hal-hal yang membatalkan puasa.

Jadi, apa saja hal-hal yang membatalkan puasa? Setidaknya ada 7 hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu:

1. Makan dan minum secara berkesinambungan dengan segaja
2. Berhubungan seksual
3. Keluar air mani dengan sengaja karena bersentuhan
4. Perempuan yang mengalami haid atau nifas
5. Muntah karena disengaja
6. Gila atau hilang akal
7. Keluar dari Islam

Yd1jni

Jumat, 18 Mei 2018

KEAGUNGAN BULAN ROMADHON

Oleh : Ustadz Yachya Yusliha.

RAMADHAN
“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada dengan menunaikan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya…”
Kewajiban Bagi Kaum yang Beriman
Allah ta’ala berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻛَﻤَﺎ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ
“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 183)
Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Inilah kedudukannya (yang mulia) di dalam agama Islam. Hukumnya adalah wajib berdasarkan ijma’/kesepakatan kaum muslimin karena Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan demikian.” ( Syarh Riyadhush Shalihin, 3/380)
Ketika menjelaskan ayat di atas beliau mengatakan, “Allah mengarahkan pembicaraannya (di dalam ayat ini, pen) kepada orang-orang yang beriman. Sebab puasa Ramadhan merupakan bagian dari konsekuensi keimanan. Dan dengan menjalankan puasa Ramadhan akan bertambah sempurna keimanan seseorang. Dan juga karena dengan meninggalkan puasa Ramadhan akan mengurangi keimanan. Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa karena meremehkannya atau malas, apakah dia kafir atau tidak? Namun pendapat yang benar menyatakan bahwa orang ini tidak kafir. Sebab tidaklah seseorang dikafirkan karena meninggalkan salah satu rukun Islam selain dua kalimat syahadat dan shalat.” ( Syarh Riyadhush Shalihin , 3/380-381)
Menunaikan kewajiban merupakan ibadah yang sangat utama, karena kewajiban merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda membawakan firman Allah ta’ala (dalam hadits qudsi),
ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻘَﺮَّﺏَ ﺇِﻟَﻲَّ ﻋَﺒْﺪِﻱ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻲَّ ﻣِﻤَّﺎ ﺍﻓْﺘَﺮَﺿْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada dengan menunaikan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya…” (HR. Bukhari [6502] dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu )
An-Nawawi mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa mengerjakan kewajiban lebih utama daripada mengerjakan amalan yang sunnah.” ( Syarh Arba’in li An-Nawawi yang dicetak dalam Ad-Durrah As-Salafiyah, hal. 265)
Syaikh As-Sa’di juga mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat pokok yang sangat agung yaitu kewajiban harus didahulukan sebelum perkara-perkara yang sunnah. Dan ia juga menunjukkan bahwa amal yang wajib itu lebih dicintai Allah dan lebih banyak pahalanya.” ( Bahjat Al-Qulub Al-Abrar , hal. 116)
Al-Hafizh mengatakan, “Dari sini dapat dipetik pelajaran bahwasanya menunaikan kewajiban-kewajiban merupakan amal yang paling dicintai oleh Allah.” ( Fath Al-Bari , 11/388)
Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullah mengatakan, “Amal-amal wajib lebih utama daripada amal-amal sunnah. Menunaikan amal yang wajib lebih dicintai Allah daripada menunaikan amal yang sunnah. Ini merupakan pokok agung dalam ajaran agama yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syari’at dan ditetapkan pula oleh para ulama salaf.” Kemudian beliau menyebutkan hadits di atas. Setelah itu beliau mengatakan, “Maka hadits ini memberikan penunjukan yang sangat gamblang bahwa amal-amal wajib lebih mulia dan lebih dicintai Allah daripada amal-amal sunnah.” Kemudian beliau menukil ucapan Al-Hafizh Ibnu Hajar di atas (lihat Tajrid Al-Ittiba’ fi Bayan Tafadhul Al-A’maal , hal. 34)
[2] KEUTAMAAN SHAUM
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi…”
Menghapuskan Dosa-Dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
“Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari [38, 1901, 2014] dan Muslim [760] dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu )
Yang dimaksud dengan iman di sini adalah meyakini wajibnya puasa yang dia lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan mengharapkan pahala/ihtisab adalah keinginan mendapatkan balasan pahala dari Allah ta’ala ( Fath Al-Bari , 4/136)
An-Nawawi mengatakan bahwa pendapat yang populer di kalangan para ulama ahli fikih menyatakan bahwa dosa-dosa yang terampuni dengan melakukan puasa Ramadhan itu adalah dosa-dosa kecil bukan dosa-dosa besar (lihat Al-Minhaj, 4/76). Hal itu sebagaimana tercantum dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟﺼَّﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟْﺨَﻤْﺲُ ﻭَﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔِ ﻭَﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻣُﻜَﻔِّﺮَﺍﺕٌ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻦَّ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺟْﺘَﻨَﺐَ ﺍﻟْﻜَﺒَﺎﺋِﺮَ
“Shalat lima waktu. Ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya. Puasa Ramadhan yang satu dengan puasa Ramadhan berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim [233])
Di dalam kitab Shahihnya, Bukhari membuat sebuah bab yang berjudul ‘Shalat lima waktu sebagai penghapus dosa’ kemudian beliau menyebutkan hadits yang senada, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Nabi bersabda,
ﺃَﺭَﺃَﻳْﺘُﻢْ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻧَﻬَﺮًﺍ ﺑِﺒَﺎﺏِ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻳَﻐْﺘَﺴِﻞُ ﻓِﻴﻪِ ﻛُﻞَّ ﻳَﻮْﻡٍ ﺧَﻤْﺴًﺎ ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮﻝُ ﺫَﻟِﻚَ ﻳُﺒْﻘِﻲ ﻣِﻦْ ﺩَﺭَﻧِﻪِ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﺎ ﻳُﺒْﻘِﻲ ﻣِﻦْ ﺩَﺭَﻧِﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺬَﻟِﻚَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺼَّﻠَﻮَﺍﺕِ ﺍﻟْﺨَﻤْﺲِ ﻳَﻤْﺤُﻮ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺨَﻄَﺎﻳَﺎ
“Bagaimana menurut kalian kalau seandainya ada sebuah sungai di depan pintu rumah kalian dan dia mandi di sana sehari lima kali. Apakah masih ada sisa kotoran yang ditinggalkan olehnya?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja tidak ada lagi kotoran yang masih ditingalkan olehnya.” Maka beliau bersabda, “Demikian itulah perumpamaan shalat lima waktu dapat menghapuskan dosa-dosa.” (HR. Bukhari [528] dan Muslim [667])
Ibnu Hajar mengatakan, “Zahir hadits ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dosa-dosa di sini lebih luas daripada dosa kecil maupun dosa besar. Akan tetapi Ibnu Baththal mengatakan, ‘Dari hadits ini diambil kesimpulan bahwa yang dimaksudkan adalah khusus dosa-dosa kecil saja, sebab Nabi menyerupakan dosa itu dengan kotoran yang menempel di tubuh. Sedangkan kotoran yang menempel di tubuh jelas lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan bekas luka ataupun kotoran-kotoran manusia.'”
Meskipun demikian, Ibnu Hajar membantah ucapan Ibnu Baththal ini dengan menyatakan bahwa yang dimaksud oleh hadits bukanlah kotoran ringan yang sekedar menempel di badan, namun yang dimaksudkan adalah kotoran berat yang benar-benar sudah melekat di badan. Penafsiran ini didukung oleh bunyi riwayat lainnya yang dibawakan oleh Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri dengan sanad la ba’sa bihi yang secara tegas menyebutkan hal itu.
Oleh sebab itulah Al-Qurthubi mengatakan, “Zahir hadits ini menunjukkan bahwa melakukan shalat lima waktu itulah yang menjadi sebab terhapusnya dosa-dosa, akan tetapi makna ini janggal. Namun terdapat hadits lain yang diriwayatkan sebelumnya oleh Muslim dari penuturan Al-Alla’ dari Abu Hurairah secara marfu’ Nabi bersabda, ‘Shalat yang lima waktu adalah penghapus dosa di antara shalat-shalat tersebut selama dosa-dosa besar dijauhi.’ Berdasarkan dalil yang muqayyad (khusus) ini maka hadits lain yang muthlaq (umum) harus diartikan kepada makna ini.” (lihat Fath Al-Bari , 2/15)
Hadits-hadits yang menyebutkan tentang penghapusan dosa karena amal kebaikan di atas sesuai dengan kandungan firman Allah ta’ala,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺎﺕِ ﻳُﺬْﻫِﺒْﻦَ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ
“Sesungguhnya amal-amal kebaikan itu akan menghapuskan dosa-dosa.” (Qs. Huud [11]: 114)
Ibnu Katsir mengatakan, “Allah menyatakan bahwa mengerjakan amal-amal kebaikan akan dapat menghapuskan dosa-dosa di masa silam…” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4/247). Syaikh As-Sa’di menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dosa-dosa di dalam ayat di atas adalah dosa-dosa kecil ( Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 391)
Sebagaimana Allah juga menjadikan tindakan menjauhi dosa-dosa besar sebagai sebab dihapuskannya dosa-dosa kecil. Allah berfirman,
ﺇِﻥْ ﺗَﺠْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺒَﺎﺋِﺮَ ﻣَﺎ ﺗُﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻧُﻜَﻔِّﺮْ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻧُﺪْﺧِﻠْﻜُﻢْ ﻣُﺪْﺧَﻠًﺎ ﻛَﺮِﻳﻤًﺎ
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang kepada kalian niscaya Kami akan menghapuskan dosa-dosa kecil kalian dan Kami akan memasukkan kalian ke dalam tempat yang mulia (surga).” (Qs. An-Nisaa’ [4]: 31)
Syaikh As-Sa’di menjelaskan bahwa definisi yang paling tepat untuk dosa besar adalah segala bentuk pelanggaran yang diberi ancaman hukuman khusus (hadd) di dunia atau ancaman hukuman tertentu di akhirat atau ditiadakan status keimanannya atau timbulnya laknat karenanya atau Allah murka kepadanya (Taisir Al-Karim Ar-Rahman , hal. 176).
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan ucapan Ibnu Abbas mengenai firman Allah di atas. Ibnu Abbas mengatakan, “Dosa besar adalah segala bentuk dosa yang berujung dengan ancaman neraka, kemurkaan, laknat, atau adzab.” (HR. Ibnu Jarir, disebutkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 2/202)
Ibnu Abi Hatim menuturkan: Abu Zur’ah menuturkan kepada kami: Utsman bin Syaibah menuturkan kepada kami: Jarir menuturkan kepada kami riwayat dari Mughirah. Dia (Mughirah) mengatakan,
“Tindakan mencela Abu Bakar dan Umar radhiyallahu’anhuma juga termasuk dosa besar.” Ibnu Katsir mengatakan, “Sekelompok ulama bahkan berpendapat kafirnya orang yang mencela Sahabat, ini merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Malik bin Anas rahimahullah.” Muhammad bin Sirin mengatakan, “Aku tidaklah mengira bahwa ada seorang pun yang menjatuhkan nama Abu Bakar dan Umar sementara dia adalah orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi). (lihat keterangan ini dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 2/203)
Qatadah mengatakan tentang makna ayat di atas, “Allah hanya menjanjikan ampunan bagi orang yang menjauhi dosa-dosa besar.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 2/203)
Termasuk bagian dari menjauhi dosa besar ialah dengan senantiasa menunaikan kewajiban yang apabila ditinggalkan maka pelakunya terjerumus dalam dosa besar seperti halnya meninggalkan shalat, meninggalkan shalat Jum’at, atau meninggalkan puasa Ramadhan (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 176)
Memasukkan ke Dalam Surga
Thalhah bin Ubaidillah
radhiyallahu’anhu menceritakan bahwa suatu ketika ada seorang lelaki badui datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan rambutnya acak-acakan. Dia mengatakan,
“Wahai Rasulullah. Beritahukan kepadaku tentang shalat yang Allah wajibkan untuk kukerjakan?”
Beliau menjawab,
“Shalat lima waktu, kecuali kalau kamu mau menambahnya dengan shalat sunnah.”
Lalu dia berkata,
“Beritahukan kepadaku puasa yang Allah wajibkan untukku?”
Beliau menjawab,
“Puasa di bulan Ramadhan, kecuali kalau kamu mau menambah dengan puasa sunnah.”
Lalu dia berkata,
“Beritahukan kepadaku zakat yang Allah wajibkan untukku.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberitahukan kepadanya syari’at-syari’at Islam. Orang itu lalu mengatakan, “Demi Dzat yang telah memuliakan anda dengan kebenaran. Aku tidak akan menambah sama sekali, dan aku juga tidak akan menguranginya barang sedikitpun dari kewajiban yang Allah bebankan kepadaku.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
“Dia beruntung jika dia memang jujur.”
Atau beliau mengatakan,
“Dia akan masuk surga jika dia benar-benar jujur/konsekuen dengan ucapannya itu.” (HR. Bukhari [46, 1891, 2678, dan 9656] dan Muslim [11]).
Membentengi Pelakunya Dari Perbuatan Buruk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﺟُﻨَّﺔٌ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﺮْﻓُﺚْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠْﻬَﻞْ ﻭَﺇِﻥْ ﺍﻣْﺮُﺅٌ ﻗَﺎﺗَﻠَﻪُ ﺃَﻭْ ﺷَﺎﺗَﻤَﻪُ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﺇِﻧِّﻲ ﺻَﺎﺋِﻢٌ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻟَﺨُﻠُﻮﻑُ ﻓَﻢِ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢِ ﺃَﻃْﻴَﺐُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣِﻦْ ﺭِﻳﺢِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﻳَﺘْﺮُﻙُ ﻃَﻌَﺎﻣَﻪُ ﻭَﺷَﺮَﺍﺑَﻪُ ﻭَﺷَﻬْﻮَﺗَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﺟْﻠِﻲ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻟِﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﺟْﺰِﻱ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔُ ﺑِﻌَﺸْﺮِ ﺃَﻣْﺜَﺎﻟِﻬَﺎ
“Puasa adalah perisai, maka janganlah dia berkata kotor dan bertindak dungu. Kalau pun ada orang yang mencela atau mencaci maki dirinya hendaknya dia katakan kepadanya, “Aku sedang puasa.” Dua kali. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi. (Allah berfirman) ‘Dia rela meninggalkan makanannya, minumannya, dan keinginan nafsunya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.’ Setiap kebaikan itu pasti dilipatgandakan sepuluh kalinya.” (HR. Bukhari [1894] dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu )
Yang dimaksud dengan kata-kata kotor ( rofats) di dalam hadits ini adalah ucapan yang keji. Kata
rofats juga terkadang dimaksudkan untuk menyebut jima’ beserta pengantar-pengantarnya. Atau bisa juga maknanya lebih luas daripada itu semua (Fath Al-Bari , 4/123)
Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ini bukan berarti di selain waktu puasa orang boleh mengucapkan kata-kata kotor. Hanya saja ketika sedang berpuasa maka larangan terhadap hal itu semakin keras dan semakin tegas ( Fath Al-Bari , 4/124)
Kata rofats dengan makna jima’ bisa dilihat dalam ayat,
ﺃُﺣِﻞَّ ﻟَﻜُﻢْ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﺮَّﻓَﺚُ ﺇِﻟَﻰ ﻧِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ
“Dihalalkan untuk kalian pada malam (bulan) puasa melakukan rafats (jima’) kepada isteri-isteri kalian.” (Qs. Al-Baqarah [2] : 187)
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kata rofats di dalam ayat ini maksudnya adalah jima’. Inilah tafsiran Ibnu Abbas, Atha’, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Thawus, Salim bin Abdullah, Amr bin Dinar, Al-Hasan, Qatadah, Az-Zuhri, Adh-Dhahhaak, Ibrahim An-Nakha’i, As-Suddi, Atha’ Al-Khurasani, dan Muqatil bin Hayan (lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 1/286)
Dan yang dimaksud dengan bau mulut -orang yang puasa- tersebut adalah bau mulut yang timbul akibat berpuasa, bukan karena sebab yang lain (Fath Al-Bari, 4/125).
Sedangkan yang dimaksud dengan ‘keinginan nafsunya’ di dalam hadits ini adalah hasrat untuk berjima’, sebab penyebutannya digandengkan dengan makan dan minum (Fath Al-Bari , 4/126)
Sebuah Pintu Khusus di Surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺑَﺎﺑًﺎ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺮَّﻳَّﺎﻥُ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻤُﻮﻥَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻟَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ﻏَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻤُﻮﻥَ ﻓَﻴَﻘُﻮﻣُﻮﻥَ ﻟَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ﻏَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻠُﻮﺍ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺪْﺧُﻞْ ﻣِﻨْﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ
“Sesungguhnya di dalam Surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan. Orang-orang yang rajin berpuasa akan masuk Surga melewatinya pada hari kiamat nanti. Tidak ada orang yang memasukinya selain mereka. Diserukan kepada mereka, ‘Manakah orang-orang yang rajin berpuasa?’ Maka merekapun bangkit. Tidak ada yang masuk melewati pintu itu selain golongan mereka. Dan kalau mereka semua sudah masuk maka pintu itu dikunci sehingga tidak ada lagi seorangpun yang bisa melaluinya…” (HR. Bukhari [1896] dari Sahl radhiyallahu’anhu )
Yang dimaksud dalam hadits dengan orang yang rajin puasa bukanlah orang yang hanya mengerjakan puasa dan tidak mengerjakan shalat, sebab orang seperti ini tidak akan masuk surga akibat kekafirannya (meninggalkan shalat, pen). Akan tetapi yang dimaksud adalah kaum muslimin yang banyak-banyak berpuasa maka dia akan dipanggil agar melalui pintu tersebut. Sehingga setiap penghuni surga akan memasuki surga melalui pintu-pintunya yang berjumlah delapan (lihat
Syarh Riyadhush Shalihin oleh Ibnu Utsaimin, 3/388-389)
Masing-masing pintu di surga memiliki kekhususan. Hal itu sebagaimana dikabarkan oleh Nabi dalam haditsnya,
ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﻔَﻖَ ﺯَﻭْﺟَﻴْﻦِ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻧُﻮﺩِﻱَ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻳَﺎ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫَﺬَﺍ ﺧَﻴْﺮٌ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺩُﻋِﻲَ ﻣِﻦْ ﺑَﺎﺏِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩِ ﺩُﻋِﻲَ ﻣِﻦْ ﺑَﺎﺏِ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩِ ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ ﺩُﻋِﻲَ ﻣِﻦْ ﺑَﺎﺏِ ﺍﻟﺮَّﻳَّﺎﻥِ ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ ﺩُﻋِﻲَ ﻣِﻦْ ﺑَﺎﺏِ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺑِﺄَﺑِﻲ ﺃَﻧْﺖَ ﻭَﺃُﻣِّﻲ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺩُﻋِﻲَ ﻣِﻦْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﺄَﺑْﻮَﺍﺏِ ﻣِﻦْ ﺿَﺮُﻭﺭَﺓٍ ﻓَﻬَﻞْ ﻳُﺪْﻋَﻰ ﺃَﺣَﺪٌ ﻣِﻦْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﺄَﺑْﻮَﺍﺏِ ﻛُﻠِّﻬَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻭَﺃَﺭْﺟُﻮ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﻣِﻨْﻬُﻢ
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah. Apa lagi yang akan dicari oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu, mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari [1897 dan 3666] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu )
Al-Qadhi menukil ucapan Al-Harawi ketika menerangkan makna ‘sepasang hartanya’: Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ‘sepasang harta’ adalah dua ekor kuda, dua orang budak, atau dua ekor onta (Al-Minhaj oleh An-Nawawi, 4/351). Sedangkan yang dimaksud dengan berinfak di jalan Allah dalam hadits ini mencakup berinfak untuk segala bentuk amal kebaikan, bukan khusus untuk jihad saja (Al-Minhaj, 4/352).
Hadits ini juga menunjukkan bahwa setiap orang yang beramal akan dipanggil dari pintunya masing-masing. Hal ini didukung dengan hadits dari jalur lain juga dari Abu Hurairah yang mengungkapkannya secara tegas, Nabi bersabda,
ﻟِﻜُﻞِّ ﻋَﺎﻣِﻞ ﺑَﺎﺏ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔ ﻳُﺪْﻋَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞ
“Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad sahih, demikian kata Al-Hafizh dalam Fath Al-Bari, 7/30)
Hadits ini juga menunjukkan betapa mulia kedudukan Abu Bakar radhiyallahu’anhu . Sebab Nabi mengatakan di akhir hadits ini, “Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka -yaitu orang yang dipanggil dari semua pintu surga-.” Para ulama mengatakan bahwa harapan dari Allah atau Nabi-Nya pasti terjadi. Dengan pernyataan ini maka hadits di atas termasuk kategori hadits yang menunjukkan keutamaan Abu Bakar
radhiyallahu’anhu . Hadits ini juga menunjukkan bahwa betapa sedikit orang yang bisa mengumpulkan berbagai amal kebaikan di dalam dirinya (Fath Al-Bari , 7/31).
Abu Bakar adalah orang yang memiliki berbagai bentuk amal shalih dan ketaatan. Hal itu terbukti sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﻦْ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ ﺗَﺒِﻊَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺟَﻨَﺎﺯَﺓً ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﻃْﻌَﻢَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﻣِﺴْﻜِﻴﻨًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﺎﺩَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﻣَﺮِﻳﻀًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﺃَﻧَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﺎ ﺍﺟْﺘَﻤَﻌْﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?”. Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”. Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.” Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim [1027 dan 1028] dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu )
Abu Bakar Al-Muzani berkomentar tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq
radhiyallahu’anhu , “Tidaklah Abu Bakar itu melampaui para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (semata-mata) karena (banyaknya) mengerjakan puasa atau sholat, akan tetapi karena sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya.” Mengomentari ucapan Al-Muzani tersebut, Ibnu ‘Aliyah mengatakan, “Sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya adalah rasa cinta kepada Allah ‘azza wa jalla dan sikap nasihat terhadap (sesama) makhluk-Nya.” ( Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam oleh Ibnu Rajab, hal. 102)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺃَﻟَﺎ ﻭَﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﻣُﻀْﻐَﺔً ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَﺤَﺖْ ﺻَﻠَﺢَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻓَﺴَﺪَﺕْ ﻓَﺴَﺪَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ ﺃَﻟَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, akan baiklah seluruh anggota tubuh. Dan apabila ia rusak, rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari [52] dan Muslim [1599] dari sahabat An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma )
Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa kebaikan gerak-gerik anggota badan manusia, kemauan dirinya untuk menjauhi perkara-perkara yang diharamkan, kesanggupannya meninggalkan hal-hal yang berbau syubhat (ketidakjelasan) adalah sangat tergantung pada gerak-gerik hatinya. Apabila hatinya bersih, yaitu tatkala di dalamnya tidak ada selain kecintaan kepada Allah dan kecintaan terhadap apa-apa yang dicintai Allah, rasa takut kepada Allah dan khawatir terjerumus dalam hal-hal yang dibenci-Nya, maka niscaya akan menjadi baik pula gerak-gerik seluruh anggota badannya. Dari sanalah tumbuh sikap menjauhi segala macam keharaman dan sikap menjaga diri dari perkara-perkara syubhat untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan…” ( Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam , hal. 93)
An-Nawawi mengatakan, “Hadits ini menunjukkan penegasan agar  bersungguh-sungguh dalam upaya memperbaiki hati dan menjaganya dari kerusakan.” (Al-Minhaj , 6/108)
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa salah satu pelajaran penting yang bisa dipetik dari hadits di atas adalah, “Poros baik dan rusaknya (amalan) adalah bersumber dari hati. Apabila hatinya baik maka seluruh tubuh juga akan baik. Dan jika ia rusak, maka seluruh anggota tubuh akan ikut rusak. Dari faidah ini muncul perkara yang lain yaitu : sudah semestinya memperhatikan masalah hati lebih daripada perhatian terhadap masalah amal anggota badan. Sebab hati adalah poros amalan. Dan hati itulah yang nanti pada hari kiamat akan menjadi objek utama ujian yang ditujukan kepada manusia. Hal itu sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya), “Apakah mereka tidak mengetahui ketika mayat yang ada di dalam kubur dibangkitkan dan dikeluarkan apa-apa yang tersembunyi di dalam dada.” (Qs. Al-‘Adiyat: 9-10). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Dia Maha Kuasa untuk mengembalikannya. Pada hari itu akan diuji perkara-perkara yang tersembunyi (di dalam hati).” (Qs. Ath-Thariq: 8-9). Maka sucikanlah hatimu dari kesyirikan, kebid’ahan, dengki dan perasaan benci kepada kaum muslimin, serta (bersihkanlah hatimu) dari akhlak-akhlak dan keyakinan lainnya yang bertentangan dengan syari’at, karena yang menjadi pokok segala urusan adalah hati.” ( Syarh Arba’in , hal. 113)
Beliau juga mengatakan, “Apabila Allah di dalam kitab-Nya, serta Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam Sunnahnya juga telah menegaskan agar memperbaiki niat, maka wajib bagi setiap manusia untuk memperbaiki niatnya dan memperhatikan adanya keragu-raguan yang tertanam di dalam hatinya untuk kemudian dilenyapkan olehnya menuju keyakinan. Lantas bagaimanakah caranya?”
Beliau melanjutkan, “Hal itu dapat ditempuh dengan cara memperhatikan ayat-ayat. Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam sungguh-sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang menggunakan akal pikiran.” (Qs. Ali ‘Imran: 190). Allah juga berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya di langit dan di bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman, begitu juga dalam penciptaan diri kalian dan hewan-hewan melata yang bertebaran adalah tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang yakin.” (Qs. Al-Jatsiyah: 4). Maka silakan anda perhatikan ayat-ayat Allah yang lain.”
“Kemudian apabila syaitan membisikkan di dalam hati anda keragu-raguan, perhatikanlah ayat-ayat Allah, perhatikan alam semesta ini siapakah yang telah mengaturnya, perhatikanlah bagaimana keadaan bisa berubah-ubah, bagaimana Allah mempergilirkan perjalanan hari di antara umat manusia sampai anda benar-benar yakin bahwa alam ini memiliki pengatur yang maha bijaksana (yaitu Allah) ‘azza wa jalla…” ( Syarh Riyadhush Shalihin )

YD1JNI