Bandung – sebelas anak yang sebagian besar dari keluarga kurang mampu, mengikuti sunatan massal, jum'at 22 Desember 2017.
Kegiatan yang digelar oleh PWRI Kota Bandung.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program sosial yang rutin digelar setiap tahunnya oleh PWRI.
Salah satu, orang tua peserta khitanan massal mengaku bersyukur.
Pasalnya, ketika si anak merengek meminta disunat, ia pun langsung mendaftarkan diri.
kabar ada sunatan massal, makanya langsung daftar, Alhamdulillah bisa dan si anak juga senang banget,” katanya.
Menurut pria yang bekerja serabutan ini, ia sangat terbantu dengan acara sunatan massal.
Pasalnya, kebutuhan ekonominya yang cukup pas-pasan membuat dirinya sempat bingung ketika anaknya teriak minta disunat.
Ini rejeki juga, selain dapat sunat gratis, dapat uang saku juga buat anak,” ujar bapak dua anak ini.
Terkait hal tersebut, Senior PWRI Tatang Sunarya sebagai ketua mengatakan, acara sunatan massal itu sendiri merupakan aksi kepedulian dari pihaknya.
Kegiatan sunatan masal untuk anak-anak ini kita gelar dalam rangka hari ibu.
Tatang Sunarya menyebut, kegiatan kepedulian itu menjadi bagian dari komitmen PWRI untuk berbagi dengan sesama.
Terlebih, kegiatan tersebut dilakukan disejumlah wilayah Bandung .
Selain untuk membantu anak-anak, kata Tatang Sunarya, aksi sosial yang digelar pihaknya memiliki tujuan utama membantu keluarga kurang mampu.
Terlebih, kegiatan sunatan tersebut juga dinilai mengandung nilai keagamaan dan kesehatan.
“Kalau dalam hubungan dengan Agama Islam, sunat itu wajib bagi laki-laki.
Selain itu juga memiliki nilai pendidikan kesehatannya juga,” paparnya.
Pimpinan Wilayah Bandung PWRI Tatang Sunarya mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian serta untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.
Kita lakukan pendekatan kepada masyarakat melalui pendekatan-pendekatan yang harmonis,” katanya.
Tatang Sunarya pun berharap, program-program tersebut dapat terus berjalan setiap tahunnya.
Karena pastinya, melalui kegiatan tersebut bisa membantu meringankan beban warga kurang mampu.
“Tentunya yang kita sasar adalah yang berasal dari ekonomi menengah kebawah,” imbuh Tatang Sunarya.
Ustadz Yachya Yusliha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar