Jumat, 01 Juni 2018

BEBERAPA HIKMAH MEMBACA AL-QUR'AN

Inilah hikmah selanjutnya mengapa Allah menurunkan Al-Quran secara berangsur-angsur kepada Rasullah SAW :

1. Meneguhkan Hati Rasulullah
Dalam menjalankan dakwahnya, rasulullah selalu berhadapan dengan kaum musyrikin yang mencemooh ajaran-ajarannya.

Intimidasi baik yang bersifat verbal maupun fisik kerap diterima nabi dari orang-orang yang tak suka dengan jalan dakwahnya.

Sebagai manusia, tentu ada sisi dimana nabi sedikit goyah hatinya dengan berbagai macam intimidasi tersebut sehingga untuk kembali meneguhkannya Allah menurunkan firman-firmanNya secara bertahap.

Sebagaimana diterangkan Allah,
Sungguh, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (Muhammad), (janganlah bersedih hati) karena sebenarnya mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.

Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka.

Dan tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat (ketetapan) Allah.

Dan sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu.
( Al-An'am: 33-34)

Dalam ayat diatas, allah menjelaskan bahwa penghinaan dan pendustaan terhadap ajaranNya telah dilakukan oleh umat pada nabi terdahulu.

Namun para nabi itu sangat sabar dalam menghadapi berbagai cercaan dan hinaan dari umatnya.

Sebaliknya mereka terus meyakinkan umatnya untuk meyakini ajaran-ajaranNya yang akan membawa mereka pada kebaikan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Maka dari itu, Allah memerintahkan kepada Muhammad supaya menghadapi para pendustanya dengan kesabaran dan ketabahan.

Bukan hanya diperintahkan untuk bersabar, Allah juga berusaha untuk menghibur hati baginda nabi yang terus menerus ditertawakan dan dicemooh oleh umatnya sendiri yang belum mengakui Islam sebagai jalanya.

Selain memerintahakannya untuk bersabar, Allah juga memberikan jaminan bahwa akan senantiasa memberikan petunjuk dalam setiap langkah nabi.

Selain itu Allah selalu memberikan dukungan kepada Rasul yang tengah menjalankan misinya untuk meyakinkan bahwa islam merupakan ajaran satu-satunya yang diridhoi Allah.

Perintah tersebut bukan hanya sebatas memerintahkan, melainkan juga diselingi dengan menceritakan kisah-kisah nabi terdahulu dalam menghadapi musuhnya sehingga pesannya dapat dijadikan acuan dan motivasi ketika Nabi hendak bertindak.

2. Mempermudah dalam menghafal dan memberikan pemahaman bagi kaum muslimin
Selain menyelaraskan dengan kondisi nabi, Allah juga memperhitungkan kondisi kaum muslimin pada saat itu yang masih ummi (belum bisa membaca san menulis).

Dengan kondisi seperti itu maka tidak mungkin mereka menerima al-Quran secara baik apabila diturunkan sekaligus.

Selain itu setiap ayat yang turun akan dihafal, dipelajari maknanya dan direnungkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya secara mendalam.

3. Selangkah demi selangkah dalam menetapkan hukum keduniaan
Hikmah penurunan al-Qur'an secara berangsur-angsur selanjutnya ialah dengan tadarrus atau berangsur-angsur dalam menetapkan hukum.

Hal tersebut dilakukan Allah supaya umat tidak kebingan dan mengalami kegoncangan.

Betapapun hal yang sulit untuk mengubah kondisi sosial-keagamaan masyarakat waktu itu yang masih menyembah berhala untuk kemudian dialihkan menjadi kepercayaan kepada Allah.

Setelah itu, tahapan selanjutnya ialah pemantapan iman dengan pelaksanaan ibadah.

Permulaan ibadah yang ditekankan ketika itu yakni shalat, kemudian diikuti dengan pelaksanaan puasa dan zakat, dan terakhir menunaikan ibadah haji.

Selanjutnya, al-Quran juga menitikberatkan pada pembahasan mengenai dosa-dosa besar kemudian dosa-dosa kecil.

Tahap demi tahap, ajaran yang terkandung didalam al-Quran mengharamkan perbuatan yang kerap dilakukan masyarakat Makkah dan Madinah kala itu seperti perjudian, praktik riba atau meminum khamr (minuman keras).

Misalnya saja, dalam pengharaman minuman keras Allah melakukannya secara bertahap.

Pertama kali diingatkan bahwa khamr tidaklah baik untuk dikonsumsi, kemudian ditunjukan perbandingan manfaat dan mudharat khamr, dan selanjutnya pengharaman secara tegas bahwa khamr dilarang dalam islam.

Meminumnya berarti telah masuk dalam perbuatan dosa besar.

4. Sejalan dengan kisah-kisah yang tengah terjadi.

Turunnya al-Quran kala itu juga sangat dipertimbangkan dengan tekstual dan kontekstualnya.

Ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh umat Muhammad maka Allah akan mempertimbangkannya dengan menurunkan firmanNya.

Atau bila ada persoalan baru yang muncul dan belum dipikirkan bagaimana cara penyelesaiannya, maka ayat al-Quran diturunkan.

Misalnya, ketika meletusnya Perang Hunain dimana kala itu muslimin merasa besar hati, mengingat jumlah pasukan mereka jauh lebih besar dibandingkan lawanya.

Mereka mengira bahwa kaum muslim dengan pasukannya yang jauh lebih banyak dan siap akan mudah mengalahkan kaum musyrikin yang kekuatannya berada dibawah.

Namun kenyataanya, mereka kalah telak.

Kaum muslimin kocar-kacir menerima serangan dari kaum musyrikin.

Merespon hal tersebut, Allah kemudian menegaskan dalam firmanNya bahwa kesombongan yang dilakukan kaum muslimin tidak sedikitpun memberi manfaat selain menjadikannya merugi karena dipaksa harus kocar-kacir oleh kaum musyrikin.

5. Petunjuk bahwa Al-Quran diturunkan dari Tuhan
Al-quran yang diturunkan secara berangsur-angsur juga memberikan dampak pada semakin teguhnya keyakinan kaum muslimin bahwa wahyu yang mereka terima (melalui penyampaian Muhammad) merupakan firman yang benar-benar diturunkan Tuhan.

Wahyu yang diturunkan dalam jangka waktu 20 tahun itu sangat runut, sistematis, bermakna dalam dan tak ada satupun (termasuk dari kalangan kaum musyrikin) yang dapat membuat ayat-ayat yang menyerupai al-quran dan tak mungkin dibuat oleh manusia.

ﺍﻟﺮ ۚ ﻛِﺘَﺎﺏٌ ﺃُﺣْﻜِﻤَﺖْ ﺁﻳَﺎﺗُﻪُ ﺛُﻢَّ ﻓُﺼِّﻠَﺖْ ﻣِﻦْ ﻟَﺪُﻥْ ﺣَﻜِﻴﻢٍ ﺧَﺒِﻴﺮ
ٍ
Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana, Mahateliti". (QS. Huud:1)

Al-Quran tak bisa ditandangi atau disaingi oleh manusia manapun termasuk oleh hadist-hadist Muhammad.

Bahkan al-quran juga tak mungkin disaingi oleh ayat-ayat yang sengaja diciptakan oleh gabungan antara jin dan manusia.

"Katakanlah sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun dari mereka menjadi pembatu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Isra:88)

Itulah beberapa hikmah dari diturunkannya al-Quran secara bertahap.

Hikmah yang bukan hanya untuk sang nabi melainkan juga untuk manusia di masa itu yang kondisinya masih belum terbiasa dengan bacaan dan tulisan.

Sungguh hikmah yang sangat bermanfaat dan sesuai dengan zamanya, termasuk kaum muslimin yang hidup di masa kini, bahwa mempelajari, membaca dan memahami al-Quran harus secara bertahap dan memerlukan pendalaman yang maksimal.

YD1JNI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar